Rabu, 20 April 2011

Minum Kopi Pahit Tiap Pagi untuk Lawan Pikun

Kamis, 14/10/2010 09:56 WIB

Merry Wahyuningsih - detikHealth


img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Penyakit demensia atau pikun memang akan dialami kebanyakan orang sejalan dengan pertambahan usia. Tapi menurut studi, dengan minum kopi atau teh pahit tiap pagi bisa memperlambat dan melawan kepikunan.

Kopi dan teh sudah menjadi minuman favorit bagi banyak orang di seluruh dunia. Tapi efek menguntungkan dari kafein pada kopi sebagai obat psikoaktif yang dapat memelihara fungsi otak mulai dihargai baru-baru ini.

Penelitian terbaru oleh pakar internasional dari University of Lisbon dan University of Coimbra, Portugal menemukan bahwa kafein dalam kopi dan teh dapat melindungi terhadap penurunan kognitif yang terlihat pada demensia (kepikunan) dan penyakit Alzheimer.

"Studi epidemiologis pertama menunjukkan hubungan terbalik antara konsumsi kafein dengan kejadian penyakit Parkinson. Kemudian beberapa studi epidemiologi lanjutan menunjukkan bahwa konsumsi jumlah moderat kafein juga berbanding terbalik dengan penurunan kognitif yang terkait dengan penuaan serta kejadian penyakit Alzheimer," jelas Alexandre de Mendonca, dari Institute of Molecular Medicine and Faculty of Medicine, University of Lisbon, Portugal, seperti dilansir dari Seniorjournal, Kamis (14/10/2010).

Selain kopi pahit, teh pahit juga dapat melawan kepikunan. Uji laboratorium menemukan bahwa minum secangkir teh hitam dan hijau secara teratur dapat menghambat aktivitas enzim tertentu di otak yang membawa pada Alzheimer, yaitu suatu bentuk demensia generatif yang mempengaruhi 10 juta orang di seluruh dunia.

Berdasarkan jurnal Phytotherapy Research, Alzheimer ditandai dengan penurunan asetilkolin. Kopi dan teh pahit dapat menghambat aktivitas enzim acetylcholinesterase (AChE), yang memecah bahan kimia atau neurotransmiter dan asetilkolin.

Selain itu kopi, teh hitam dan teh hijau juga menghambat aktivitas enzim butyrylcholinesterase (BuChE), yang ditemukan dalam deposit protein pada otak penderita Alzheimer.

"Meskipun tidak ada obat untuk Alzheimer, kopi dan teh berpotensi menjadi senjata lain yang digunakan untuk mengobati penyakit ini dan memperlambat perkembangannya," ungkap Dr Ed Okello, peneliti dari Medicinal Plant Research Centre di Newcastle University, Inggris.

Tapi ingat harus kopi atau teh pahit cukup tiap pagi saja. Karena minum kopi secara berlebihan dapat meningkatkan serangan stroke akibat kerusakan pada dinding pembuluh darah. Pada wanita hamil dapat meningkatkan denyut jantung, menyerang plasenta, masuk ke dalam sirkulasi darah dan yang lebih parah bisa menyebabkan kematian.

Tapi minum kopi dalam jumlah yang sedang tidak membahayakan, malah bisa memberikan manfaat
(mer/ir)

Jangan Minum Kopi Usai Makan Makanan Berlemak

Selasa, 19/04/2011 10:21 WIB

Merry Wahyuningsih - detikHealth


img
(Foto: thinkstock)
Ontario, Kanada, Makan makanan yang mengandung lemak tentu tidak baik untuk tubuh, tetapi jika Anda mengonsumsi kopi setelah makan makanan berlemak maka dampak negatifnya akan semakin besar lagi.

Hasil studi yang dilakukan oleh University of Guelph menunjukkan bahwa kombinasi lemak dan kafein pada kopi bisa sangat membahayakan tubuh. Peneliti menemukan bahwa orang sehat yang minum kopi setelah makan makanan berlemak mengalami kenaikan gula darah hingga dua kali lipat. Kenaikan gula darah ini bahkan setara dengan orang yang berisiko diabetes.

"Hasil studi memberitahu pada kita bahwa lemak jenuh dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk membersihkan gula dalam darah, dan ketika digabungkan dengan kopi yang mengandung kafein, maka dampaknya bisa lebih buruk lagi," jelas Marie-Soleil Beaudoin, yang melakukan penelitian bersama dengan profesor University of Guelph, Lindsay Robinson dan Terry Graham, seperti dilansir preventdisease, Selasa (19/4/2011).

Menurut Beaudoin, kombinasi antara lemak jenuh dan kafein dapat membuat gula tetap berada dalam darah untuk jangka waktu yang lama, yang dampaknya bisa sangat berbahaya.

Studi ini merupakan studi pertama yang mengetahui tentang pengaruh lemak jenuh dan kafein pada kopi terhadap tingkat gula darah. Studi dilakukan dengan menggunakan koktail (novel fat cocktail) yang hanya berisi lemak. Minuman tersebut dirancang khusus untuk memungkinkan peneliti secara akurat meniru apa yang terjadi pada tubuh ketika orang menelan lemak.

Dalam studi ini, pria sehat diminta minum sekitar 1 gram minuman lemak untuk setiap kilogram berat badannya. Enam jam kemudian mereka diberi menu selanjutnya yang terdiri dari minuman gula.

Hasilnya, kadar gula darah subjek meningkat menjadi 32 persen lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumi lemak.

Peneliti juga menguji dampak kopi berkafein yang dikombinasikan dengan makanan berlemak. Untuk tes ini, peneliti memberi partisipan kopi berkafein 5 jam setelah menelan minuman lemak. Satu jam kemudian diberi minuman gula.

Hasilnya menunjukkan bahwa kadar gula darah meningkat sebesar 65 persen dibandingkan dengan partisipan yang tidak mengonsumsi kopi dan lemak.

"Ini menunjukkan bahwa efek dari makanan lemak yang dikombinasikan dengan kopi bisa bertahan berjam-jam. Bahkan efeknya bisa dua kali lipat dibandingkan orang yang makan makanan berlemak saja," jelas Beaudoin.

Selain tes darah kadar gula, peneliti juga melihat efek gastro-intestinal dengan mengukur hormon incretin yang dirilis oleh usus setelah menelan lemak. Hormon-hormon ini sinyal pankreas untuk melepaskan insulin untuk membantu membersihkan darah dari gula.

"Pada akhirnya kami telah menemukan bahwa lemak dan kopi berkafein dapat merusak komunikasi antara usus dan pankreas, inilah yang menyebabkan mengapa peserta tidak bisa membersihkan gula dari darah mereka dengan mudah," kata Beaudoin.

Menurut Beaudoin, hasil penelitian ini sangat penting bagi orang yang berisiko untuk penyakit metabolik dan diabetes tipe 2.

"Kami telah mengetahui selama bertahun-tahun bahwa orang dengan atau berisiko diabetes tipe 2 harus membatasi konsumsi kafein mereka. Minum kopi tanpa kafein adalah salah satu cara untuk meningkatkan toleransi glukosa seseorang. Membatasi asupan asam lemak jenuh yang ditemukan dalam daging merah, makanan olahan dan makanan fast food juga bermanfaat," tutup Beaudoin.

Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of Nutrition.



(mer/ir)

Rajin Minum Teh Kurangi Risiko Tulang Keropos

Selasa, 19/04/2011 14:53 WIB

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth


img
foto: Thinkstock
Jakarta, Manfaat teh selama ini lebih sering dikaitkan dengan kandungan antioksidan di dalamnya yang bisa menghambat kanker dan proses penuaan. Padahal minum teh secara rutin juga memberikan manfaat lain, salah satunya mencegah tulang keropos.

Sebuah penelitian terbaru di Taiwan membuktikan, perempuan yang rajin minum teh lebih jarang terkena osteoporosis atau pengeroposan massa tulang. Penelitian yang dilakukan para ahli dari Cheng Kung University tersebut dipublikasikan dalam Taiwan Journal of Family Medicine.

Dipimpin oleh Dr Chang Ying-fan, penelitian ini melibatkan 368 perempuan dewasa berusia rata-rata 65 tahun. Dikutip dari Timeslive, Senin (19/4/2011), 60 di antaranya punya kebiasaan minum teh secara rutin setiap hari sedangkan sisanya 308 jarang atau hanya sesekali waktu minum teh.

Berdasarkan hasil pemeriksaan tulang serta pengisian kuesioner, 46,7 persen perempuan yang rajin minum teh terkena osteoporosis di usia lanjut. Angka tersebut lebih kecil bila dibandingkan dengan kelompok yang jarang minum teh, yakni 63,3 persen.

Dr Ying-fan meyakini, setidaknya ada 2 komponen dalam teh yang bermanfaat yakni fluoride yang menghambat pengeroposan tulang serta flavonoid yang meningkatkan kepadatan massa tulang. Selain itu, senyawa polifenol dan tannin diyakini turut berperan menjaga kepadatan tulang.

Temuan ini bertentangan dengan pendapat beberapa ahli yang mengatakan bahwa teh sama bahayanya dengan kopi, karena memicu pengeroposan tulang. Pendapat itu didasarkan pada sifat kafein, kandungan dalam teh dan kopi yang meluruhkan kalsium di tulang lewat urine.

Manfaat teh bagi tulang juga pernah diungkap sebelumnya oleh peneliti dari Chinese University of Hong Kong. Dalam penelitian tersebut, 3 komponen teh hijau yang terbukti berkhasiat menjaga kepadatan tulang adalah epigallocatechin (EGC), gallocatechin (GC) dan gallocatechin gallate (GCG).

Osteoporosis merupakan jenis kerusakan tulang paling banyak diderita oleh perempuan terutama setelah menopause. Kerusakan ini dipicu oleh berkurangnya kepadatan tulang sehingga lebih rentan mengalami retak dan patah tulang, khususnya di pinggul, pergelangan tangan dan tulang punggung.

(up/ir)

Bayi Diare Karena ASI adalah Normal

Selasa, 21/12/2010 15:18 WIB

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Salah satu penyakit yang sering dialami bayi adalah diare. Tapi pada bayi yang diberikan ASI eksklusif, maka diare yang terjadi adalah normal dan tak perlu dihentikan pemberian ASInya.

Air susu ibu (ASI) mengandung jumlah laktosa yang tinggi, dan laktosa ini merupakan komponen penting bagi otak anak. Terkadang laktosa ini bisa menyebabkan bayi mengalami diare.

"Laktosa yang tinggi pada bayi yang baru lahir bisa menyebabkan diare, tapi kondisi ini merupakan suatu hal yang normal atau fisiologis sehingga tidak perlu menghentikan pemberian ASI," ujar dr IGAN Pratiwi selaku Ketua Satgas ASI IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dalam acara lokakarya 'Pandangan dan Peran Organisasi Agama dalam Memasyarakatkan ASI' di Hotel Park Lane, Jakarta, Selasa (21/12/2010).

Dokter yang akrab disapa Tiwi ini menuturkan hal tersebut karena pada bayi yang baru lahir pembentukan enzim lipase yang berfungsi memecah laktosa belum sempurna, sehingga menyebabkan bayi diare, dan lipase akan berfungsi optimal saat berusia 4-6 bulan. Kondisi ini biasanya terjadi pada usia bayi 1-2 bulan dan tidak menyebabkan berat badannya turun.

"Jika diare disebabkan oleh fisiologis, maka berat badannya tidak akan turun. Jadi selama berat badannya tidak berkurang, tidak perlu menghentikan pemberian ASI dan normalnya bayi bisa buang air besar sebanyak 10-15 kali sehari," ungkap dokter yang berpraktik di RS Bunda Jakarta.

Hal ini pula yang membedakan air susu ibu dengan susu lainnya. Pada ASI, jumlah yang paling banyak adalah laktosa yang penting untuk perkembangan otaknya, pada susu sapi jumlah terbanyaknya adalah protein karena bayi sapi membutuhkan protein untuk gerak ototnya dan pada tikus juga banyak mengandung protein agar bisa berjalan cepat.

Selain itu anak yang diberikan ASI umumnya memiliki feses yang asam, hal ini untuk menciptakan lingkungan yang asam sehingga kuman tidak bisa tumbuh karenanya proses menyusui tidak perlu dihentikan.

Sedangkan pada anak yang diberikan susu formula cenderung mengalami susah untuk buang air besar, karena mengandung kadar zat besi tinggi yang tidak bisa dicerna oleh tubuh. Dan jika kandungannya tidak cocok akan membuat bayi mengalami diare yang umumnya menyebabkan penurunan berat badan.

"Jika ibu sedang flu, cukup gunakan masker dan terus menyusui seperti biasa karena ini akan sama seperti memberikan vaksinasi atau kekebalan terhadap influenza pada bayi," imbuhnya.

dr Tiwi menuturkan ibu harus memiliki bekal ilmu dan pengetahuan yang kuat tentang menyusui sebelum kelahiran, karena kalau tidak dibekali dengan kuat ia akan menjadi khawatir sehingga mempengaruhi produksi ASI atau justru menjadi tidak keluar. Hal ini karena banyak hormon yang mempengaruhi produksi ASI.

(ver/ir)

Jangan Memompa ASI di Toilet!

Jumat, 04/02/2011 09:43 WIB

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Ibu-ibu menyusui yang kembali bekerja di kantor biasanya menggunakan toilet sebagai tempat memompa Air Susu Ibu (ASI) jika tak ada ruang menyusui di kantor. Sebaiknya tinggalkan kebiasaan memompa ASI di toilet karena lebih besar risiko terkontaminasi kuman.

Breastfeeding.about.com, Jumat (4/2/2011) tidak menyarankan ibu duduk di kursi toilet atau berada di kamar mandi untuk memompa ASI-nya karena sangat berisiko.

Meskipun toilet yang digunakan terlihat bersih, tapi tetap saja ASI yang dikeluarkan sangat mudah terkontaminasi bakteri yang ada. Padahal toilet diketahui sebagai salah satu tempat yang mengandung berbagai jenis bakteri.
Sedangkan makanan bayi harus benar-benar steril.

Jika tidak terdapat ruang pojok ASI di kantor, alternatif yang bisa dilakukan adalah memakai ruang rapat yang sedang tidak terpakai atau pojok ruang di kantor yang sepi, bahkan beberapa ibu melakukannya di mobil.

Kegiatan memompa ASI harus dilakukan dalam kondisi santai, tidak terburu-buru dan berada dalam lingkungan yang bersih sehingga susu yang akan diberikan pada bayi tetap steril. Untuk itu ibu harus mencuci tangan terlebih dahulu sebelum memompa ASI dan memilih lokasi yang tepat.

Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah meminta perkantoran untuk menyediakan pojok ASI (nursery room) yaitu suatu ruangan yang diperuntukkan bagi karyawan perempuan yang masih menyusui.

Pojok ASI ini mengacu pada Undang-Undang No. 13/2003 tentang Ketenagakerjaan, yang menetapkan 'Pekerja atau buruh perempuan yang anaknya masih menyusu harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya jika hal itu harus dilakukan selama waktu kerja'.

Selain itu juga tercantum dalam SKB (Surat Keputusan Bersama) 3 Menteri (Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi serta Kementerian Kesehatan) pada tahun 2008 telah mengeluarkan peraturan bersama tentang peningkatan pemberian ASI selama waktu kerja di tempat kerja. Tujuannya adalah memberi kesempatan pada pekerja perempuan untuk memberikan atau memerah ASI selama waktu kerja dan menyimpan ASI.

Sebelumnya Ketua AIMI (Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia) Mia Sutanto pernah mengingatkan agar-agar ibu menyusui tidak memberikan ASI di toilet jika sedang berada di tempat umum.

"Ibu-ibu jangan menyusui bayi di toilet, karena menyusui itu kan artinya memberi makan pada bayi. Kita saja tidak mau kalau harus makan di toilet, maka ibu juga sebaiknya tidak menyusui bayinya di toilet," kata Mia.

Cobalah untuk mencari tempat yang khusus menyusui (nursery room) jika berada di tempat umum. Tapi jika tidak ada, ibu bisa menyusui di musholla, ruang ganti departemen store atau jika di restoran carilah tempat yang agak memojok dan ditutupi dengan punggung sang suami.
(ver/ir)

Yang Harus Dihindari Saat Menyusui

Rabu, 05/01/2011 15:16 WIB

Vera Farah Bararah - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Ibu yang sedang menyusui harus memperhatikan pola makannya karena makanan yang dikonsumsi akan mempengaruhi air susu ibu. Makanan apa saja yang harus dihindari saat menyusui?

Seringkali dijumpai ibu yang menyusui mengonsumsi makanan apapun yang disukainya seperti makanan beraroma kuat. Padahal makanan yang masuk ke dalam tubuh bisa mempengaruhi rasa air susunya (ASI).

Seperti dikutip dari Babycenter, Rabu (5/1/2011) terkadang bayi suka merasa rewel jika air susunya mengandung gas atau berbeda rasanya akibat makanan-makanan tertentu.

Maka itu sebaiknya ibu hamil menghindari beberapa makanan seperti:
  1. Cokelat
  2. Rempah-rempah seperti kayu manis, bawang putih, cabai atau bumbu kari
  3. Jeruk lemon atau limau
  4. Sayuran yang mengandung gas sepert kubis (kol), brokoli, kembang kol, ketimun dan paprika
  5. Buah-buahan yang memiliki efek pencahar

Namun untuk minuman kopi atau teh sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan, karena kafein yang masuk ke dalam tubuh akan mempengaruhi ASI yang membuat bayi sulit tidur dan menjadi lebih rewel.

Jika ingin minum kopi, teh atau minuman soda lain sebaiknya beri jarak waktu setidaknya dua jam sebelum melanjutkan untuk menyusui kembali serta tidak lebih dari dua cangkir per harinya.

Selain itu jika bayi menunjukkan adanya perubahan pola menyusui seperti tidak mau menyusu atau hanya sedikit saja, cobalah untuk memperhatikan makanan apa yang sebelumnya dikonsumsi serta menghindarinya selama beberapa hari.

Bayi yang menunjukkan alergi umumnya memiliki tanda seperti kulit merah, rewel atau diare ada kemungkinan disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi dan masuk ke dalam ASI. Jika berasal dari makanan, biasanya disebabkan oleh sesuatu yang dikonsumsi 2-6 jam sebelum menyusui dan diperlukan waktu untuk mengetahui penyebabnya.

Untuk itu perhatikan asupan makanan dan minuman yang dikonsumsi selama ibu menyusui, terutama jika bayi mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama. Selain itu tak ada salahnya untuk berkonsultasi dengan dokter mengenai asupan gizi sehingga asupan nutrisinya tetap seimbang.
(ver/ir)

Payudara Bisa Keluar Air Susu Meski Tak Menyusui

Senin, 10/01/2011 16:47 WIB

Merry Wahyuningsih - detikHealth


img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Air susu biasanya akan keluar setelah seorang wanita menjalani proses kehamilan 9 bulan dan persalinan. Tapi pada kondisi tertentu payudara bisa mengeluarkan air susu meski wanita tidak sedang menyusui atau hamil.

Kehamilan dan menyusui berhubungan satu sama lain. Namun, air susu tidak selalu harus keluar setelah kehamilan. Ada banyak kasus payudara wanita mengeluarkan air susu meski ia sedang tidak menyusui atau pasca melahirkan.

Kondisi ini bisa terjadi pada wanita subur sekitar usia 16 hingga 40 tahun. Hal ini mungkin mengkhawatirkan dan mengejutkan, tapi ini tidaklah berbahaya.

Ada beberapa alasan mengapa air susu bisa keluar tanpa tahap menyusui atau kehamilan, seperti dilansir 1st-babies.com, Senin (10/1/2011) berikut:

1. Ketidakseimbangan hormon
Selama siklus kehidupan, wanita mengalami berbagai tahap perubahan pada kadar hormonnya. Ketika hal tersebut terjadi, tubuh bereaksi dan merespon dengan cara yang berbeda. Salah satunya dengan air susu keluar tanpa kehamilan dan menyusui. Hal ini disebabkan oleh peningkatan hormon prolaktin di atas batas normal.

2. Keguguran

Pada beberapa wanita, keguguran juga bisa menyebabkan air susu keluar meski sedang tidak menyusui. Hal ini bisa terjadi karena keguguran kemungkinan diikuti oleh perubahan hormonal tertentu yang menyebabkan air susu keluar.

3. Obat
Obat-obatan tertentu bisa merangsang proses keluarnya air susu. Obat tersebut biasanya menghambat dopamin dan meningkatkan produksi prolaktin. Peningkatan prolaktin ini pada akhirnya menyebabkan wanita mengeluarkan air susu meski sedang tidak menyusui.

4. Tanaman herbal
Mengonsumsi tumbuhan tertentu juga dapat menginduksi keluarnya air susu, bahkan tanpa kehamilan. Misalnya, adas, kelabat, biji adas manis, jintan, daun katuk dan beberapa jenis tanaman rambat lainnya.

5. Rangsangan pada puting
Meski tidak sedang menyusui atau hamil, rangsangan pada puting yang dilakukan secara teratur dapat ditanggapi oleh otak sebagai sinyal untuk mulai memproduksi air susu. Akibatnya, wanita yang tidak hamil atau tidak sedang menyusui pun dapat mengeluarkan air susu. Hal ini bisa dilakukan oleh ibu yang ingin menyusui bayi yang diadopsinya.

Proses ini bisa dimulai dengan cara menstmulasi puting. Lalu seseorang memompa payudaranya dengan menggunakan pompa ASI setiap 3 jam yang dimulai sekitar 2 bulan sebelum seseorang mengharapkan bisa menyusui. Stimulasi ini mendorong produksi dan pelepasan hormon prolaktin.



(mer/ir)

Kenapa Pria Kurus Punya Gairah Seks Lebih Besar dari Pria Gemuk?

Rabu, 20/04/2011 11:58 WIB

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth


img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Pria kurus konon katanya punya gairah seks lebih besar ketimbang pria gemuk. Tapi penelitian yang dilakukan ilmuwan memang membuktikan seperti itu.

Berat badan ideal sangat menunjang kehidupan seksual, khususnya bagi kaum pria. Selain lebih leluasa bereksperimen dengan posisi pria di atas tanpa harus menyakiti pasangannya, pria kurus juga lebih bergairah dibandingkan pria gemuk.

Sebuah penelitian di Duke University menunjukkan, 30 persen pria yang punya masalah kelebihan berat badan mengeluh kurang bergairah untuk berhubungan seks. Bahkan ketika dipaksakan, ereksinya tidak maksimal dan kadang-kadang disertai ejakulasi dini.

Menurut Martin Binks, PhD yang melakukan penelitian tersebut, salah satu pemicunya adalah kadar lemak dan kolesterol dalam tubuh. Pada pria gemuk, lemak dan kolesterol yang tinggi bisa memicu penyempitan pembuluh darah termasuk di daerah batang penis.

Terganggunya aliran darah di daerah tersebut menyebabkan ereksi tidak bisa maksimal. Selain itu, sensitivitas atau kepekaan saraf untuk menerima rangsangan dari pasangan juga berkurang, sehingga nafsu untuk berhubungan seks akan mengalami penurunan.

Faktor lain yang mengurangi gairah untuk bercinta adalah faktor hormonal. Kadar testosteron atau hormon seks pada pria gemuk tidak maksimal karena ada pelepasan Sex Hormone Binding Globulin (SHBG) yakni semacam protein yang mengikat hormon seks.

Makin banyak SHBG yang diproduksi oleh tubuh, makin banyak testosteron yang diikat sehingga tidak bisa bekerja dengan optimal. Padahal seperti dikutip dari Medicinenet, Rabu (20/4/2011), testosteron merupakan hormon seks yang memegang peran penting dalam membangkitkan gairah seks pada pria.

Untuk membangkitkan gairah seks yang padam pada pria gemuk, beberapa cara bisa dilakukan. Salah satunya seperti yang diungkap oleh Bink adalah hormone replacement therapy atau terapi sulih hormon, yakni dengan menyuntikkan tambahan hormon testosteron.

Ada juga cara yang lebih mudah sekaligus murah, yakni dengan menurunkan berat badan melalui diet dan olahraga. Bink mengatakan, penurunan berat badan sebanyak 4,5 kg pada pria obesitas sudah bisa memberikan peningkatan gairah seks yang cukup signifikan.

(up/ir)

Rasa ASI yang Berubah-ubah Bikin Anak Punya Selera Makan

Senin, 21/02/2011 10:46 WIB

Vera Farah Bararah - detikHealth


img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Anak-anak akan akrab dengan rasa buah dan sayur jika ibu sering mengonsumsi makanan tersebut saat masa menyusui. Sebaliknya jika yang diberikan adalah susu formula maka anak memiliki rasa yang sama setiap harinya.

Setiap orangtua pasti menginginkan anaknya untuk suka dengan sayuran dan berbagai jenis makanan. Studi terbaru menunjukkan hal ini bisa dirangsang jika ibu mengonsumsi banyak sayur dan variasi makanan saat menyusui.

Para ilmuwan telah menemukan bahwa selera makan bayi ditentukan oleh asupannya saat berusia 2-5 bulan setelah kelahiran. Kondisi ini dipengaruhi oleh rasa yang ia kenal melalui air susu ibunya.

"Paparan terhadap rasa selama bulan-bulan pertama kehidupannya akan membentuk selera dan pilihan makanannya di kemudian hari," ujar Dr Gary Beauchamp selaku direktur Monell Chemical Senses Center di Philadelphia, seperti dikutip dari Telegraph, Senin (21/2/2011).

Dr Beauchamp menuturkan anak-anak akan akrab dengan rasa buah dan sayur jika ibu sering mengonsumsi makanan tersebut saat sedang dalam masa menyusui. Sebaliknya jika yang diberikan adalah susu formula maka anak memiliki rasa yang sama setiap harinya.

"Kami telah menunjukkan bahwa periode yang sangat sensitif bagi bayi untuk belajar mengenal rasa adalah usia antara 2-5 bulan. Jika kita bisa meningkatkan konsumsi sayuran pada ibu hamil dan menyusui maka hal ini akan berdampak terhadap pilihan makanan anak nantinya," ungkapnya.

Preferensi rasa dihasilkan melalui kombinasi antara gen warisan yang membuat seorang individu lebih peka terhadap rasa tertentu dan juga molekul dari bau yang timbul. Temuan terbaru ini menambah bukti bahwa paparan rasa yang berbeda selama awal kehidupan akan berdampak pada makanan apa yang orang suka dan tidak suka saat dewasa nanti.

"Bayi yang diberi ASI akan secara rutin menerima variasi rasa berbagai makanan melalui air susu ibunya sekaligus merangsang indera pengecapnya," ujar Dr Beauchamp.

Sedangkan dalam hal gizi, kandungan susu formula mungkin bisa menyerupai gizi yang ada di dalam ASI. Tapi jika dilihat dari sudut pandang sensorik, maka susu formula tidak bisa memberikan rangsangan terhadap berbagai variasi rasa.

Dr Beauchamp mempresentasikan hasil temuannya ini dalam American Association for the Advancement of Science di Washington. Selain itu studi ini juga telah diterbitkan dalam American Journal of Clinical Nutrition.
(ver/ir)

Tanda-tanda Bayi Cukup ASI

Senin, 14/02/2011 15:31 WIB

Vera Farah Bararah - detikHealth



img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Sebagian besar ibu yang menyusui mungkin bertanya-tanya apakah bayinya sudah mendapatkan ASI yang cukup atau belum. Untuk mengetahuinya ada beberapa hal yang bisa dievaluasi si ibu.

Bila bayi mendapatkan ASI eksklusif dan tidak ada asupan lainnya maka sulit bagi ibu untuk mengetahui sudah berapa banyak susu yang diminum oleh si kecil, hal ini akan membuat ibu khawatir apakah bayinya mendapat nutrisi yang cukup atau tidak.

Dr Utami Roesli, SpA, MBA, IBCLC yang pernah ditemui detikHealth menuturkan dalam 6 bulan pertama kehidupan semua kebutuhan nutrisi dari protein, karbohidrat dan lainnya sudah tercukupi dari ASI eksklusif.

Dr utami juga menyarankan para ibu agar memberikan ASI hingga usia anak 2 tahun. Karena dari 500 cc ASI yang diterima anak usia 2 tahun telah memenuhi 31 persen karbohidrat, 38 persen protein, 45 persen vitamin A dan 95 persen kebutuhan vitamin C anak.

Meski demikian orangtua terutama ibu bisa melihat beberapa tanda yang dapat meyakinkannya bahwa si kecil mendapatkan ASI yang cukup, seperti dikutip dari Mayo Clinic, Senin (14/2/2011) yaitu:

Apakah bayi memiliki berat badan normal?

Berat badan seringkali bisa menjadi tanda yang paling diandalkan untuk mengetahui si kecil mendapatkan nutrisi yang cukup atau tidak. Meskipun bayi akan mengalami penurunan 10 persen berat badannya setelah lahir, tapi berat badannya akan naik kembali dalam waktu 10-14 hari. Dengan rajin menimbang, maka orangtua bisa mengetahui grafik berat badan si kecil.

Seberapa sering bayi menyusu?
Sebagaian besar bayi yang baru lahir akan menyusu sebanyak 8-12 kali dalam sehari, yaitu sekitar tiap 2-3 jam. Jika si kecil tidur dalam jangka waktu yang lama atau lebih dari 4 jam, maka cobalah membangunkannya untuk menyusu. Selain itu ibu tidak perlu khawatir ASI nya akan habis jika terus dihisap, karena semakin sering bayi menyusu maka payudara akan semakin banyak menghasilkan ASI.

Bisakah ibu mendengar bayi menelan?
Jika diperhatikan dengan seksama, maka ibu bisa mendengar suara bayi menelan susunya serta adanya gerakan yang kuat dan berirama dari rahang bawah bayi. Kondisi ini bisa meyakinkan ibu bahwa bayi menyusu dengan benar.

Apa yang dirasakan ibu pada payudaranya?
Ketika bayi menyusu ASI dengan benar, maka ibu akan merasakan sensasi seperti ada yang menarik lembut dan bukan sensasi seperti dicubit atau ditarik puting susunya. Umumnya payudara akan terasa penuh sebelum menyusui dan terasa lebih lembut serta kosong sesudahnya.

Bagaimana kondisi popok bayi?

Pada hari ke empat setelah kelahiran maka bayi akan memiliki 6-8 kali popok basah per harinya dan sudah mulai buang air besar setiap hari secara teratur. Selama beberapa hari pertama feses bayi akan gelap dan lengket, lalu berubah menjadi kuning.

Apakah bayi tampak sehat?
Umumnya jika bayi mendapatkan asupan ASI yang cukup ia akan tampak puas dan tenang setelah menyusu, menjadi aktif bergerak, matanya terlihat cerah dan 'awas', serta mulut dan bibir bayi yang tampak lembab.

Setiap bayi umumnya memiliki pola makan yang unik dan kadang berbeda satu dengan yang lain, tapi ibu bisa menggunakan insting untuk lebih meyakinkannya. Selama bayi tumbuh dan berkembang secara optimal dan memiliki berat badan normal, maka ibu bisa yakin bahwa bayinya mendapat kebutuhan gizi yang cukup.

(ver/ir)

Ukuran Otak Dipengaruhi Lamanya Masa Kehamilan dan Menyusui

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth


img
foto: Thinkstock
Durham, Lahir prematur dan tidak mendapatkan ASI bisa menjadi faktor penghambat pertumbuhan sel-sel otak. Penelitian membuktikan, lamanya masa kehamilan dan menyusu menentukan ukuran otak pada semua spesies mamalia termasuk manusia.

Temuan ini sekaligus menguatkan anjuran banyak kalangan mengenai pentingnya Air Susu Ibu (ASI) eksklusif bagi anak. Semakin lama mendapatkan ASI eksklusif, maka pertumbuhan otaknya akan lebih maksimal sehingga kecerdasannya juga akan meningkat.

Kesimpulan ini merupakan hasil penelitian Prof Robert Burton dari Durham University di Inggris. Dalam penelitiannya tersebut, Prof Burton membandingkan lamanya masa kehamilan dan menyusu pada 128 spesies mamalia atau hewan menyusui dan manusia.

Rusa misalnya, memiliki masa kehamilan selama 7 bulan dan masa menyusui sekitar 6 bulan. Dibandingkan manusia yang hamil selama 9 bulan dan menyusui selama 18-24 bulan, rata-rata ukuran otak rusa 6 kali lebih kecil daripada ukuran otak manusia.

"Salah satu poin pentingnya adalah, temuan ini sesuai dan menguatkan panduan WHO yang menganjurkan ASI ekslusif diberikan sekurang-kurangnya selama 18 bulan hingga 2 tahun," ungkap Prof Burton seperti dikutip dari Telegraph, Selasa (29/3/2011).

Sebelumnya, penelitian lain yang dilakukan terhadap 14.000 anak usia balita menunjukkan hasil yang kurang lebih sama. Makin lama mendapatkan ASI eksklusif, tingkat kecerdasannya cenderung lebih tinggi terutama dalam hal kemampuan membaca, menulis dan berhitung.

Sementara itu, belum semua orang memiliki kesadaran untuk memberikan ASI ekslusif sesuai anjuran WHO. Di negara maju seperti Inggris saja, 22 persen ibu-ibu tidak pernah menyusui anaknya sama sekali, sementara di Swedia hanya 2 persen yang tidak melakukannya.

Demikian juga di Indonesia, kesadaran untuk memberikan ASI ekslusif juga belum terlalu menggembirakan. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 menunjukkan, hanya 15 persen bayi di seluruh Indoneisa yang beruntung mendapatkan ASI eksklusif.

(up/ir)

Bayi Sudah Bisa Mengenal Aneka Rasa dari Air Susu Ibu

Rabu, 20/04/2011 10:24 WIB

Merry Wahyuningsih - detikHealth


img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Jangan heran bila anak tidak doyan makan sayur bila ibunya juga tidak doyan makan sayur, karena bayi sudah bisa mengenal aneka macam rasa dari air susu ibu (ASI).

"Kalau ibunya doyan makan rendang maka nanti bayinya juga bakalan doyan makan rendang, karena dia sudah tahu rasa rendang dari ASI ibunya. Itulah keistimewaan ASI ketimbang susu formula," jelas DR Damayanti R Sjarif, Dr. Sp.A(K), Ketua UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, dalam acara Media Briefing 'Stimulasi Keterampilan Oromotor pada Anak' di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta, Selasa (19/4/2011).

Menurut DR Yanti hal ini juga dapat mempengaruhi selera makan bayi. Bila ibu yang menyusui jarang atau tidak suka makan sayur dan buah saat menyusui, maka kelak anaknya pun akan meniru kebiasaan tersebut.

Anak-anak akan akrab dengan rasa makanan jika ibu sering mengonsumsi makanan tersebut saat sedang dalam masa menyusui. Sebaliknya jika yang diberikan adalah susu formula maka anak memiliki rasa yang sama setiap harinya.

Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan ilmuwan di Monell Chemical Senses Center di Philadelphia dan telah dipublikasikan dalam American Journal of Clinical Nutrition.

"Bayi yang diberi ASI akan secara rutin menerima variasi rasa berbagai makanan melalui air susu ibunya sekaligus merangsang indera pengecapnya," ujar Dr Gary Beauchamp selaku direktur Monell Chemical Senses Center, seperti dilansir Telegraph.

Sedangkan dalam hal gizi, kandungan susu formula mungkin bisa menyerupai gizi yang ada di dalam ASI. Tapi jika dilihat dari sudut pandang sensorik, maka susu formula tidak bisa memberikan rangsangan terhadap berbagai variasi rasa.





(mer/ir)