Rabu, 20 Juli 2011

TIPS HARI INI


    img
  • "Berhenti merokok bisa bantu memperbesar otot. Merokok dapat mengganggu metabolisme vitamin D, sehingga fungsi otot terganggu."

  • img
  • "Minum air putih secara teratur sepanjang hari dapat mencegah dan menghilangkan sakit kepala. Dehidrasi menyebabkan kontraksi otot yang bikin sakit kepala."

  • img
  • "Lemon bisa bikin perut kenyang lebih lama karena mengandung pektin, serat larut alami yang dapat membakar lemak tubuh dan memperlambat proses pencernaan."

  • img
  • "Mengerjakan pekerjaan rumah sama artinya dengan olahraga secara teratur karena beberapa posisi saat melakukan pekerjaan rumah mirip kegiatan yang dilakukan di pusat kebugaran."

  • img
  • "Yoghurt yang tidak dingin atau tidak ditaruh di dalam lemari pendingin sebaiknya tidak usah dibeli, karena sudah tidak ada manfaatnya."

  • img
  • "Tempe bisa mengobati penyakit maag karena mengandung protein (yang sudah siap diserap tubuh karena terlebih dulu dicerna oleh jamur) dan senyawa anti inflamasi."

  • img
  • "Kelebihan protein bisa membahayakan tulang. Tubuh menghasilkan zat kimia sulfat yang menyebabkan kalsium keluar dari tulang. Sulfat semakin banyak ketika Anda banyak makan daging merah."

  • img
  • "Olahraga jalan kaki di pagi hari bisa memberikan manfaat lebih dan bikin tubuh segar sepanjang hari."

  • img
  • "Membaca buku dapat membantu meningkatkan daya ingat dengan mengharuskan untuk berpikir dan membayangkan banyak detail seperti karakter, plot, dll."

  • img
  • "Jangan langsung tidur usai makan malam bila ingin tidur nyenyak. Beri jeda waktu beberapa jam setelah makan malam sebelum beranjak ke tempat tidur."

Trik Ajarkan Disiplin pada Balita Anda

Eny Kartikawati - wolipop
img
Dok. Thinkstock
Jakarta - Saat si kecil memasuki usia balita, dia bisa menjadi sangat sulit untuk ditangani. Anak mulai susah diajak mandi atau makan. Dia bisa tiba-tiba marah dan menangis kencang saat keinginannya tidak dituruti, dan masih banyak masalah lainnya.

Masa balita bisa jadi saat yang sulit sekaligus menyenangkan untuk orangtua. Di usia ini, anak mulai menunjukkan berbagai kepintarannya. Namun di sisi lain, dia juga mulai terlihat mandiri. Hambatannya adalah, mereka masih memiliki kemampuan terbatas dalam berkomunikasi dan memahami sesuatu.

"Mereka (anak-anak berusia balita) mengerti kalau mereka bisa melakukan sesuatu," ujar Spesialis Perkembangan Anak, Claire Lerner, seperti dikutip WebMD.

"Hal ini pun membuat mereka ingin menunjukkan pada dunia dan menegaskan pada diri mereka sendiri dengan cara yang baru, bukan bayi lagi. Namun masalahnya mereka memiliki kontrol diri yang kurang dan belum berpikir rasional," urai Lerner.

Dengan segala kombinasi cara berpikir dan tingkah laku itu, bukan tidak mungkin Anda kerap merasa hilang akal menghadapi si kecil. Apalagi jika kata-kata yang sering diucapkannya adalah 'tidak'.

Jadi, adakah solusi agar mengurus si balita menjadi lebih mudah? Berikut ini beberapa cara mudah mendisiplinkan si kecil:

1. Konsisten
Perintah dan rutinitas membuat si kecil merasa memiliki tempat perlindungan dari dunia yang mereka lihat tidak dapat diprediksi," ujar Lerner. "Saat ada sesuatu yang sudah bisa diprediksi dan dilakukan dengan rutin, ini membuat anak merasa lebih nyaman dan aman. Mereka pun jadi lebih bersikap manis dan tenang karena tahu apa yang akan terjadi," tambahnya.

Sesuai dengan saran Lerner tersebut, cobalah untuk melakukan segala kegiatan si kecil sesuai jadwal, setiap hari. Artinya Anda harus memiliki waktu tidur siang, makan dan tidur malam yang konsisten. Begitu juga konsisten kapan waktu dia bisa bermain.

Jika Anda hendak membuat perubahan, misalnya saat Anda harus pergi ke luar kota, katakan padanya sejak jauh-jauh hari. Persiapkan anak menghadapi hal ini agar mereka tidak terlalu kaget pada perubahan tersebut.

Konsistensi juga penting dalam hal disiplin. Contohnya saat Anda mengatakan 'tidak boleh memukul', saat si kecil untuk pertama kalinya memukul anak lain di taman bermain, Anda harus terus mengatakan hal yang sama, jika ia melakukannya untuk kedua atau ketiga kalinya.

2. Hindari Situasi yang Membuat Stres atau Marah

Saat si kecil mulai menginjak usia balita, Anda sebaiknya meluangkan waktu untuk memahami apa saja yang membuatnya marah. Biasanya adalah karena mereka lapar, mengantuk dan perubahan mendadak.

Dengan melakukan perencanaan, Anda sebenarnya bisa menghindari kemarahannya ini dan membuatnya tetap tenang. "Misalnya saja, Anda jangan pergi ke supermarket di waktu anak seharusnya tidur siang, jika tidak mau anak tiba-tiba marah-marah," ujar dr. Lisa Asta, dokter anak di California yang juga asisten professor di Universitas California.

3. Berpikirlah Seperti Anak Balita

Anak balita belum bisa memahami segala sesuatunya apa adanya. Misalnya saja soal bagaimana harus bersikap dengan benar dan sesuai aturan. Jadi saat menghadapi si kecil, cobalah melihat dari perspektif anak untuk mencegah dia tantrum.

"Anda bisa bilang, ibu tahu, kamu tidak suka mandi, tapi kamu harus melakukannya," ujar Lerner. "Ucapan itu membuatnya tidak terintimidasi. Kita seolah memahami perasaannya," tambahnya.

Memberikan anak pilihan juga bisa Anda lakukan untuk menunjukkan kalau Anda menghargainya dan memahami perasaannya. Misalnya saja, saat anak tidak mau memakai sepatu, tanyakan saja padanya sepatu warna apa yang mau ia pakai, merah atau biru. Dengan memiliki pilihan, anak merasa mereka memiliki kontrol terhadap situasi yang sedang dialami.

4. Belajar Bagaimana Mengalihkan Perhatian

Saat si kecil sudah lebih dari 10 kali melempar bola ke dinding ruang tamu dan dia tidak berhenti meskipun Anda sudah menyuruhnya, inilah saatnya Anda mengalihkan perhatiannya ke hal lain. Anda juga bisa mencoba mengajaknya bermain di luar.

"Orangtua sebaiknya menciptakan lingkungan yang bisa kondusif untuk perilaku balita," saran Rex Forehand, PhD, Professor Psikologi di University of Vermont dan penulis buku 'Parenting the Strong-Willed Child'.

"Jika mereka melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan (seperti bermain bola di ruang tamu), Anda seharusnya bukan melarangnya, tapi coba cari aktivitas lain," tambah Rex.

5. Berikan Anak Time Out

Time out merupakan salah satu fondasi untuk membangun disiplin anak. Meskipun cara ini sebenarnya belum bisa benar-benar diterapkan saat anak berusia balita.

Akan ada implikasi negatif jika Anda memberikan anak balita time out terlalu lama. Anak akan merasa mereka nakal. Padahal sebenarnya Anda ingin mengajarkannya bersikap yang baik.

Jika Anda memberikan si kecil time out, batasi waktunya hanya 1-2 menit. Jangan juga katakan pada anak kalau itu adalah time out karena anak di bawah tiga tahun belum memahaminya. Gunakan kalimat yang lebih positif untuk menyebut time out.

Lerner menyarankan buat tempat yang nyaman untuk anak sehingga dia bisa tenang. Perbaiki sikapnya yang tidak baik, namun jangan lupa juga untuk memberikan pujian atas sikap baiknya.

"Jika Anda tidak memberikan pujian saat anak bersikap baik, terkadang mereka akan melakukan hal buruk hanya untuk mendapatkan perhatian," tambah Asta. Kalau Anda memuji anak atas perbuatan baiknya, kemungkinan besar anak mau melakukannya lagi.

6. Tetap Tenang
Saat si kecil mengalami tantrum di mall, Anda sudah pasti berusaha menghindari tatapan orang yang lewat. Saat itu Anda pasti akan dengan mudah tersulut emosi dan memarahinya. Merasa tetap tenang memang sulit, namun dengan kehilangan kontrol diri, bisa membuat situasi semakin panas dan Anda pun stres.

Coba tarik napas sejenak dan dinginkan kepala. "Kemarahan malah akan membuat Anda lebih buruk dan merasa bersalah. Hal itu juga tidak akan berdampak baik pada anak," saran Forehand.

Sedangkan Lerner menyarankan, jangan tunjukkan emosi Anda saat si kecil mengamuk. Bersikaplah seperti tidak ada yang terjadi. "Diamkan saja sikap anak. Saat anak tahu kalau teriakannya tidak menarik perhatian Anda, dia akhirnya akan lelah berteriak," tuturnya.

(eny/hst)

Anak yang Perokok Pasif Berisiko Hiperaktif


Rabu, 13/07/2011 18:27 WIB
Eny Kartikawati - wolipop
img
Dok. Thinkstock
Jakarta - Anda kerap merokok anak berada di dalam rumah? Waspadalah karena menurut penelitian terbaru anak yang menjadi perokok pasif berisiko hiperaktif.

Penelitian tersebut dilakukan oleh Harvard School of Public Health. "Kami menemukan bahwa anak-anak yang kena asap rokok di rumah, 50% berisiko memiliki 2 atau 3 masalah perilaku," ujar salah satu peneliti Hillel Alpert, seperti dikutip WebMD.

Selama ini para dokter memang sudah sering memperingatkan tentang bahayanya asap rokok untuk anak. Asap rokok bisa meningkatkan risiko anak-anak terkena masalah pernapasan, pendengaran dan penyakit lainnya.

Berkaca pada hal di atas, Alpert ingin melihat lagi lebih jauh apakah asap rokok juga mempengaruhi anak. Dalam penelitiannya, Alpert dan timnya mengevaluasi data 2007 dari National Survey of Children's Health. Survei melalui telepon itu melibatkan 91 ribu responden anak.

Khusus untuk penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Pediatrics itu, hanya 55.358 anak berusia di bawah 12 tahun yang dijadikan responden. Dari puluhan ribu responden itu, 6% anak terkena asap rokok saat di rumah.

Orangtua dari anak-anak yang menjadi responden penelitian ini melaporkan bahwa anak mereka sudah didiagnosa atau dirawat karena kasus ADHD (Attention-Deficit Hyperactivity Disorder), ketidakmampuan memahami dan masalah tingkah laku lainnya.

"Kami membandingkan laporan antara orangtua yang merokok di rumah dengan orangtua yang tidak merokok di rumah," tambah Alper.

Penelitian itu menemukan, responden anak yang terkena asap rokok, 8,2% dari mereka memiliki masalah dalam belajar, 5,9% menderita ADHD dan 3,6% memiliki masalah tingkah laku. Risiko lebih tinggi ditemukan pada anak laki-laki, yang berusia lebih tua dan berasal dari keluarga dengan tingkat kemiskinan tinggi.

(eny/eny)

TIPS HARI INI

"Jangan buang semua lemak dalam tubuh karena berhubungan dengan estrogen. Wanita yang terlalu kurus akan mengalami siklus haid yang tidak normal dan dapat menganggu kesuburan."

"Minum segelas susu atau mencelupkan rokok ke dalam susu sebelum dihisap akan membuat rasa rokok menjadi pahit, yang bisa membantu perokok berhenti."

"Bayam mengandung lutein dan beberapa antioksidan lain yang dapat melindungi sel-sel otak dari kerusakan. Omelet bayam bisa jadi sarapan yang dapat melindungi otak."

"Jangan minum air dingin saat atau setelah makan karena bisa membuat makanan yang mengandung minyak atau lemak jadi membeku, yang menyebabkan penyempitan saluran pencernaan dan obesitas."

"Jika Anda merasa kesepian dan sendirian, cobalah berendam air hangat. Mandi air hangat dapat membuat orang merasa lebih baik dan mengusir rasa sepi."

"Jangan sering-sering menyentuh wajah jika ingin menghindari flu. Orang yang punya kebiasaan buruk sering memegang wajah lebih gampang terserang influenza."

"Agar rambut tetap kuat dan sehat, pangkas rambut setiap 6-8 minggu sekali untuk menghilangkan rambut bercabang dan yang tidak merata."

"Jahe segar yang dibakar kemudian diseduh atau jahe kering yang diesktrak bisa menjadi cara efektif dan aman untuk mengobati migrain."

"Jangan berolahraga dengan perut kenyang atau kosong. Coba makan sesuatu yang ringan seperti pisang atau sereal. Tubuh tetap butuh bahan bakar saat berolahraga."

Senin, 27 Juni 2011

Anak yang Senang Mengasari Teman Biasanya Kurang Tidur

Minggu, 05/06/2011 12:06 WIB

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

Michigan, Bullying atau perilaku kasar baik berupa olok-olok maupun kekerasan fisik sering terjadi di kalangan anak sekolah. Menurut penelitian terbaru, pelakunya rata-rata kurang tidur sehingga otaknya tidak mampu mengontrol perilaku agresif.

Penelitian yang dilakukan di University of Michigan tersebut mengungkap, perilaku kasar akibat kurang tidur juga mempengaruhi kesehatan secara umum. Anak-anak yang kurang tidur rata-rata 2 kali lebih berisiko mengalami sesak napas dan mengantuk di kelas.

"Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kurang tidur punya peran dalam bullying atau perilaku agresif lainnya," ungkap salah satu peneliti, Louise O'Brien dalam laporannya di jurnal Sleep Medicine seperti dikutip dari HealthDay, Minggu (5/6/2011).

Kurang tidur yang dialami sebagian pelaku bullying menurut O'Brien dipicu oleh bebagai gangguan tidur, terutama yang berhubungan dengan kerusakan pada saluran napas. Contohnya adalah sleep apnea atau henti napas serta penyempitan saluran napas penyebab ngorok.

Faktor lain yang menyebabkan anak-anak tersebut kurang tidur adalah teknologi, misalnya terlalu banyak menggunakan komputer dan memainkan video game. Pemakaian teknologi secara berlebihan mengurangi aktivitas fisik, sehingga tubuh tidak cukup bugar untuk bisa tidur nyenyak.

O'Brien menambahkan, kurang tidur sangat mempengaruhi bagian otak yang disebut prefrontal cortex yang fungsinya mengontrol emosi dan perilaku. Gangguan pada bagian ini memicu perilaku kasar, nakal dan rentan terlibat penyalahgunaan obat terlarang.

Sementara untuk meningkatkan kualitas tidur pada anak, O'Brien menyarankan beberapa tips sebagai berikut.

Kurangi fasilitas elektronik di kamar anak, termasuk video game dan pesawat televisi
Buatkan jadwal tidur yang teratur, selama 11-13 jam/malam untuk anak prasekolah dan 10-11 jam/malam untuk anak sekolah
Jadikan tidur yang cukup sebagai prioritas utama dalam rumah tangga.


(up/ir)

5 Langkah Agar Dapur Bebas Kuman

Senin, 27/06/2011 09:09 WIB

Hestianingsih - wolipop

Jakarta - Dapur merupakan salah satu area rumah yang paling rentan menjadi tempat bersarangnya kuman. Banyaknya aktivitas di tempat ini kadang membuat kita kurang memerhatikan kebersihan dan higienitasnya.

Padahal, dengan melakukan hal-hal yang terkesan sepele, Anda bisa menyelamatkan keluarga dari kuman dan bakteri penyebab berbagai penyakit. Biasakan melakukan 5 langkah ini di dapur Anda setiap hari, seperti yang dikutip dari Danone agar kesehatan keluarga Anda terjamin.

1. Mengatur Suhu dalam Kulkas
Temperatur di dalam kulkas sangat menentukan kondisi makanan yang disimpan. Jika terlalu rendah, akan menghilangkan kesegaran dan menurunkan kualitas makanan. Sementara jika suhu terlalu tinggi, bisa memudahkan bakteri berkembang biak, sehingga makanan terkontaminasi kuman dan menyebabkan penyakit.

Produk-produk susu seperti yoghurt dan keju harus disimpan dalam suhu sejuk sebelum dikeluarkan dari kulkas dan diolah. Begitu juga dengan daging, ayam dan ikan. Pastikan suhu kulkas berada antara 0 sampai 4 derajat Celcius. Untuk mencegah terjadinya freeze burn --makanan rusak akibat dehidrasi dan oksidadi karena udara-- simpan daging atau ayam di dalam wadah kedap udara.

2. Pencucian
Kebersihan dapur sangat ditentukan dengan cara pencucian peralatan masak yang benar. Permukaan dan perkakas masak sangat cepat terakumulasi bakteri, karena digunakan untuk memasak berbagai bahan makanan yang mungkin terkena kuman. Bakteri bisa menempel pada talenan, baskom, pisau, alat pengaduk bahkan tangan dan di bawah kuku Anda.

Perpindahan mikroba dari satu objek ke objek yang lain disebut kontaminasi silang. Tangan, permukaan tempat bekerja, pisau dan perkakas dapur lainnya, papan pengiris dan/atau pengiris mekanis, kain lap, wadah/bak pencucian dan hama adalah objek yang paling sering menjadi perantara terjadinya kontaminasi silang tidak langsung. Beberapa perantara ini akan memindahkan mikroba berbahaya ke seluruh bagian dapur.

Cara terbaik menghindari tersebarnya kuman penyebab penyakit dan keracunan adalah selalu mencuci perangkat masak sebelum, saat dan setelah makan. Sangat penting untuk selalu membersihkan talenan bekas memotong ayam atau daging yang akan digunakan juga untuk memotong sayuran. Begitu juga dengan pisau, baskom dan wadah pencucian. Selalu bersihkan setiap alat tersebut akan digunakan untuk mengolah bahan makanan yang berbeda.

3. Pisahkan Alat Masak
Untuk lebih mengamankan masakan Anda dari kontaminasi silang, ada baiknya memisahkan peralatan masak untuk bahan-bahan tertentu. Misalnya, sediakan dua talenan; satu untuk memotong daging, ikan dan ayam, satu lagi untuk buah dan sayur. Wadah untuk mengolah daging dan sayuran juga harus berbeda. Pembagian kecil ini akan menyelamatkan keluarga Anda dari penyebaran bakteri dan kuman.

4. Masak dengan Suhu yang Tepat
Pastikan Anda memasak dalam suhu yang tepat. Tingkatan suhu bisa berbeda antara bahan makanan yang satu dengan lainnya. Anda bisa menggunakan termometer khusus makanan untuk apakah makanan yang dimasak sudah mencapai suhu yang cukup untuk membunuh bakteri. Pada dasarnya, organisme berbahaya pada hampir semua masakan bisa mati pada suhu antara 60-82 derajat Celcius, menurut US Food and Drug Administration.

5. Selalu Baca Tanggal Kedaluwarsa
Selalu periksa tanggal kedaluwarsa makanan sebelum mengolahnya. Terutama untuk ikan, daging sapi, daging ayam dan telur.

(hst/eny)

TIPS HARI INI

"Jahe segar yang dibakar kemudian diseduh atau jahe kering yang diesktrak bisa menjadi cara efektif dan manjur untuk mengobati migrain."

"Jangan berolahraga dengan perut kenyang atau kosong. Coba makan sesuatu yang ringan seperti pisang atau sereal. Tubuh tetap butuh bahan bakar saat berolahraga."

"Kencur bisa jadi obat batuk, mengendalikan rasa sakit, antihipertensi dan obat influenza. Caranya cukup mudah dengan dicuci, dikupas kemudian dikunyah."

"Kayu manis merupakan rempah-rempah beraroma dan manis yang dapat mencegah dan mengobati diabetes tipe 2 dan penyakit jantung hingga 23 persen."

"Tertawa adalah obat terbaik untuk mengusir menyegarkan pikiran. Olahraga, tawa dan humor dapat melepaskan endorphin yang meningkatkan mood dan perasaan bahagia."

"Sebaiknya gunakan pakaian yang longgar atau lepaskan pakaian dalam saat tidur, sehingga dapat mempercepat dan memperlancar kinerja tubuh dalam proses perbaikan. Untuk perempuan sebaiknya lepaskan bra saat tidur."

"Jangan mengunyah makanan terlalu cepat bila tak ingin cepat gemuk. Butuh waktu sekitar 20 menit bagi perut untuk berkomunikasi dengan otak dan memberi tahu bahwa Anda sudah merasa kenyang."

"Bagi wanita yang memiliki bayi, menyusui ampuh mengurangi risiko kanker payudara sampai dengan 60 persen."

"Tekstur apel yang keras dapat menghilangkan plak di gigi, juga kandungan airnya memberikan kelembaban mulut untuk menghilangkan bakteri, sehingga apel bisa memerangi bau mulut."

"Selain sebagai obat untuk mual, inflamasi dan anti-histamin (obat alergi) jahe juga dapat bermanfaat dalam memerangi sakit kepala."

7 Alasan untuk Berhenti Merokok Mulai Hari Ini

Rabu, 22/06/2011 17:33 WIB

Eya Ekasari - wolipop

Jakarta - Berhenti merokok memang bukanlah hal yang mudah. Namun mengetahui dampak negatif yang diberikan oleh rokok, seharusnya bisa memicu seseorang untuk menghentikan kebiasaan buruknya tersebut. Berikut tujuh alasan mengapa Anda harus berhenti mengisap rokok, seperti yang dikutip dari Danone.

1. Meningkatkan risiko terkena penyakit jantung
Merokok dapat meningkatkan kemungkinan stroke dan penyakit jantung. Merokok membuat asupan oksigen dalam darah berkurang, meningkatkan penumpukan plak di arteri dan juga meningkatkan tekanan darah.

2. Menurunnya kekuatan fisik
Seperti yang sudah disebutkan di atas bahwa kurangnya jumlah oksigen yang dikirim paru-paru akan membuat daya tahan fisik menurun. Hal ini bisa sebabkan Anda sulit menaiki tangga. Selain itu, merokok juga dapat mengakibatkan berbagai masalah pernapasan.

3. Kanker
Jika Anda merokok, berarti Anda memiliki risiko tinggi terkena kanker terutama kanker paru-paru, tenggorokan dan mulut. Apakah Anda tahu bahwa asap dari tembakau menyumbang 85 persen kasus kanker paru-paru di Kanada?

4. Penampilan fisik buruk
Selain gigi yang bernoda dan kuku yang berubah warna, merokok juga memiliki kaitan pada kerutan kulit wajah dan penuaan dini.

5. Osteoporosis
Merokok dapat mempercepat pengeroposan tulang dan meningkatkan risiko patah tulang. Hal itu juga dapat mengakibatkan rasa sakit bahkan cacat.

6. Kesuburan
Pasangan yang merokok kemungkinan akan mengalami masalah kesuburan. Sebuah studi dari American Journal of Epidemiology juga menemukan bahwa perokok memiliki dua kali risiko terkena impotensi.

7. Merokok mengurangi harapan hidup
Hasil statistik di Kanada menemukan bahwa pria perokok yang berusia 45 tahun pada 1995 memiliki kemungkinan hidup kurang dari 7 tahun daripada pria yang tidak merokok. Sedangkan wanita yang merokok memiliki harapan hidup 10 tahun lebih pendek.


(eya/eny)

Anak 3 Tahun Harus Bisa Kancingkan Baju Sendiri

Rabu, 27/04/2011 14:02 WIB

Vera Farah Bararah - detikHealth

Jakarta, Terkadang orangtua terlalu memanjakan anaknya dengan cara selalu membantunya melakukan segala hal, termasuk mengancingkan baju. Tapi jika anak sudah berusia 3 tahun sebaiknya ia dapat mengancingkan bajunya sendiri.

"Usia 3-5 tahun harus bisa mengacingkan baju, latihlah anak dan jangan segala sesuatu tergantung dengan mba," ujar dr Attila Dewanti, SpA dalam acara media edukasi 'Alergi Susu Sapi Bukan Penghalang Pertumbuhan Anak' di Hotel Gran Melia, Jakarta, Rabu (27/4/2011).

dr Attila menuturkan karena kalau ia belum bisa pasang dan buka kancing sendiri nantinya dia akan memegang pensil atau krayon dengan tidak benar, hal ini akan mempengaruhi kemampuannya untuk menulis.

"Jika hal ini terjadi, nantinya dia akan membutuhkan waktu lebih lama lagi untuk menstimulasinya agar bisa memegang pensil dengan benar, jadi bisa buang-buang waktu selama 6 bulan untuk menstimulasinya," ujar dokter yang berpraktik di Brawijaya Women & Children Hospital.

Selain itu orangtua juga sebaiknya tidak terlalu sering menggendong anak, biasanya jika cucu atau anak pertama selalu digendong. Serta sebaiknya jangan menggunakan baby walker.

"Beri keleluasaan pada anak untuk bergerak, biarkan saja anak main asal tetap dipantau dan memberikan lingkungan yang aman bagi anak," ungkap dr Attila.

Hal ini karena pertumbuhan dan perkembangan anak dipengaruhi oleh faktor genetik, nutrisi dan juga lingkungan yang berupa stimulasi atau rangsangan yang diterima si kecil dari luar.

"Jika anak sedang belajar berbicara, jangan hanya menyuruh anak mengucapkan suku kata terakhir saja. Misalnya 'Itu apa sayang, ku-cing' tapi beritahu anak 'Itu apa sayang, kucing'. Karena nanti anak tahunya itu cing, yam," ungkapnya.

dr Attila juga menyarankan bagi para orangtua agar memantau setiap bulan perkembangan anak mulai dari motorik kasar, motorik halus, perkembangan kognisi, perkembangan bicara serta sosial kemandiriannya.

(ver/ir)

Jika si Kecil Perutnya Buncit

Selasa, 24/05/2011 12:43 WIB

Vera Farah Bararah - detikHealth

Jakarta, Masalah perut buncit saat ini lebih banyak terfokus pada orang dewasa, padahal anak-anak kecil sekarang juga banyak yang perutnya sudah buncit. Kondisi ini sebaiknya tidak diabaikan dan harus diatasi.

Studi menunjukkan masalah perut buncit pada anak-anak telah meningkat hingga 65 persen dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini bukanlah pertanda baik karena bisa menjadi faktor risiko dari sejumlah penyakit.

Lemak yang ada di perut sering dianggap sebagai prediktor dari penyakit jantung serta risiko diabetes. Dan anak-anak yang memiliki perut buncit jika dibiarkan saja akan meningkatkan risiko menjadi obesitas.

Umumnya anak-anak zaman sekarang mengonsumsi makanan junk food yang diketahui tinggi lemak dan penyebab masalah, serta konsumsi makanan yang tidak bernutrisi. Kondisi ini bertanggung jawab terhadap akumulasi lemak di tubuh.

Seringkali orangtua tidak memiliki waktu untuk menyediakan makanan segar sehingga memberikan makanan olahan. Semua makanan yang kaya akan kalori ini diubah menjadi lemak dan disimpan di bagian tubuh berbeda, yang kebanyakan terjadi di sekitar perut.

Selain itu saat ini anak-anak lebih sering menghabiskan waktu di depan televisi atau komputer dan jarang melakukan aktivitas fisik, sehingga lemak yang tertumpuk di perut tidak dibuang dan akan terus terakumulasi.

"Saat ini mengukur ukuran pinggang anak-anak belum menjadi hal vital yang dilakukan pada setiap pemeriksaan," ujar Stephen Cook, MD dari University of Rochester Medical Center's Golisano Children's Hospital, seperti dikutip dari WebMD, Selasa (24/5/2011).

Namun kini mengukur pinggang anak-anak menjadi hal penting, terutama pada anak yang memiliki rasio pinggang dan tinggi badan di persentil 90 atau lebih sebagai indikator obesitas perut.

Sebagai orangtua, perubahan pertama yang harus dilakukan pada anak adalah:

1. Menghilangkan lemak perut dengan mengurangi konsumsi makanan tidak sehat. Awalnya mungkin anak akan menolak tapi cobalah untuk bersikap memberi pengertian yang disertai contoh nyata dari bahaya lemak di perut dan sedikit peraturan ketat.

2. Jika anak memang suka jajan, cobalah menyisihkan waktu untuk membuat jajanan yang menarik buat anak dengan menggunakan bahan yang lebih bergizi dan segar.

3. Memperbanyak aktivitas fisik bagi anak seperti mengajak jalan di taman, mencuci mobil atau bermain bersama binatang peliharaan.

4. Sebaiknya tidak memberikan diet terlalu ketat karena bisa menyebabkan anak kekurangan gizi nantinya. Tapi doronglah anak untuk mengonsumsi makanan sehat dan memberinya contoh agar diikuti oleh anak. Dengan begitu akan mengurangi risiko anak terkena beberapa penyakit.

(ver/ir)

Melatih Oral Motor Anak Agar Bisa Makan dengan Benar

Rabu, 25/05/2011 17:04 WIB

Vera Farah Bararah - detikHealth

Jakarta, Makan adalah kebutuhan dasar setiap manusia dan termasuk kegiatan yang kompleks. Untuk itu sangat penting memberikan stimulasi oromotor (oral motor) pada bayi agar ia bisa makan dengan cara yang benar.

Saat memasuki usia 6 bulan ke atas, bayi akan diberikan makanan pendamping ASI (MP-ASI) dengan tingkatan tektur tertentu sesuai tahapan perkembangannya. Tahap pengenalan makanan bertekstur inilah yang menunjang keterampilan makan bayi dan menjadi dasar pengembangan stimulasi kemampuan oromotornya.

Oromotor atau oral motor didefinisikan sebagai sistem gerak otot yang mencakup area rongga mulut (oral cavity) termasuk rahang, gigi, lidah, langit-langit, bibir dan pipi. Kematangan oral motor umumnya terjadi pada usia 4-6 bulan, dan dilanjutkan dengan pemberian stimulasi untuk mengembangkannya.

Pada bayi usia 6-18 bulan kekuatan, koordinasi dan kontrol dari struktur mulut ini yang menjadi dasar dari kegiatan makan seperti menghisap, menelan, menggigit dan mengunyah.

"Stimulasi yang tepat pada oromotor erat kaitannya dengan perkembangan keterampilan makan anak sejak usia dini," ujar DR Damayanti R Sjarif, Dr. Sp.A(K) selaku konsultan nutrisi dan penyakit metabolik Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKUI-RSCM, dalam rilis Pentingnya Stimulasi Oromotor dan Gizi Seimbang yang diterima detikHealth, Rabu (25/5/2011).

Dr Damayanti menuturkan kurangnya stimulasi oromotor bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi perilaku anak seperti milih-milih makanan (picky eater) serta faktor lain termasuk psikologis dan lingkungan.

"Selain itu perkembangan oral motor ini juga diperlukan untuk mendukung kemampuan makan dan juga kemampuan bicara anak," ungkap dokter yang juga ketua UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI.

untuk menstimulasi kepandaian mengunyah dengan berbagai makanan maka perlu mengenali perkembangan oral motor sesuai usia serta makanan yang tepat untuk menstimulasi kemampuan mengunyah. Makanan yang tepat akan menstimulasi otot-otot mulut sehingga lebih kuat dan mampu digunakan untuk makan dan bicara.

Makanan yang diberikan pertama kali adalah yang paling mudah dikunyah dan dicampur dengan cairan seperti ASI atau biasa disebut dengan bubur ASI. Pada usia 7-9 bulan mulai diberikan makanan semi-padat yang lebih bertekstur dan memerlukan keterampilan mengunyah.

Usia 9-12 bulan keterampilan mengunyahnya semakin sempurna dan bisa memegang sendiri, sehingga bisa diberikan finger food. Saat usia 1-3 tahun anak akan berusaha makan sendiri dan stimulasi ini bisa membantu kemandirian anak.

Dr Damayanti menuturkan ada 8 faktor yang mempengaruhi mudah atau sulitnya makanan dikunyah, yaitu:

Tahanan, mudah atau tidaknya makanan dikunyah
Sensoris, makanan yang renyah, berbumbu, asam, pahit, dingin, lebih merangsang gerakan mengunyah
Ukuran, ketebalan dan diameter
Bentuk, mudah tidaknya diletakkan di dekat geraham (lateral)
Tekstur, tekstur yang mudah tersebar akan lebih sulit dikunyah
Konsistensi, konsistensi tunggal lebih mudah daripada beragam
Penempatan makanan di mulut, penempatan dekat gigi geraham (lateral) lebih mudah dikunyah daripada di depan dekat gigi taring)
Transfer, jumlah kunyahan yang diperlukan sebelum ditelan.


(ver/ir)

Obat yang Membunuh Semua Kanker Ditemukan?

Senin, 27/06/2011 10:02 WIB

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth


Jakarta, Kabar baik dari dunia medis, ilmuwan telah menemukan jalan untuk membuat obat yang bisa mematikan semua jenis kanker tanpa merusak sel-sel yang sehat. Jika obat yang bisa membunuh semua jenis kanker ini berhasil diproduksi maka tak perlu banyak-banyak obat untuk masing-masing kanker.

Perkembangan ilmu pengetahuan dapat memudahkan segala hal, termasuk dalam pengobatan kanker. Salah satu obat untuk kanker payudara kini dikembangkan agar bisa menyembuhkan segala jenis kanker dengan efek samping seminimal mungkin.

Obat tersebut termasuk golongan PARP Inhibitor (penghambat enzim Poly ADP ribose polymerase), yang selama ini cukup efektif mengatasi kanker payudara. Dengan sedikit memodifikasi cara kerjanya, obat ini diharapkan bisa menjadi obat super untuk segala jenis kanker.

Efek samping obat ini tergolong lebih ringan dibanding obat kemoterapi lainnya karena tidak membunuh sel kanker secara radikal. Sel-sel sehat di sekitarnya tetap aman dan dilaporkan jarang memicu mual muntah seperti yang sering dialami pasien kemoterapi.

Para peneliti dari Newcastle University mengungkap, PARP Inhibitor bekerja dengan menyerang salah satu kelemahan sel kanker payudara yakni pada gen BRCA1. Gen ini membatasi kemampuan sel kanker untuk memperbaiki sendiri susunan DNA (Deoxyribo Nucleic Acid) yang rusak.

Beberapa jenis kanker payudara memiliki gen ini dalam jumlah banyak, sehingga PARP Inhibitor bisa melumpuhkannya dengan efek samping lebih ringan dibanding obat-obat kemoterapi pada umumnya. Gen ini juga ditemukan dalam kanker rahim dan prostat, namun dalam jumlah lebih kecil.

Dengan sedikit modifikasi, PARP Inhibitor kini bisa menghambat gen-gen dengan mekanisme yang sama dengan BRCA1 sehingga tak hanya spesifik pada kanker payudara, rahim dan prostat. Target baru yang bisa diserang dengan PARP Inhibitor adalah gen baru bernama Cdk1.

Gen baru ini memiliki cara kerja yang sama dengan BRCA1 yakni menghambat kemampuan DNA sek kanker untuk memperbaiki diri. Bedanya, gen Cdk1 ditemukan pada jenis tumor yang lebih beragam, atau bahkan dikatakan hampir semua jenis tumor punya gen ini.

"Menghambat Cdk1 berarti menghambat mekanisme perbaikan DNA pada sel kanker. Ini akan membuat sel kanker lebih sensitif terhadap PARP Inhibitor, dalam arti lebih mudah dimatikan," ungkap salah satu peneliti, Prof Nicola Curtin seperti dikutip dari Dailymail, Senin (27/6/2011).

Karena masih sangat baru, obat super hasil modifikasi ini memang belum diujikan pada manusia. Namun uji coba pada mencit menunjukkan hasil yang sangat menjanjikan, yakni mampu memperkecil ukuran kanker paru-paru, salah satu jenis kanker paling mematikan pada manusia.

Ini Manfaat Tidur Siang Buat Anak

Jumat, 17/06/2011 14:24 WIB

Vera Farah Bararah - detikHealth

Jakarta, Tidur siang merupakan kegiatan rutin yang dilakukan oleh bayi atau anak-anak selama masa pertumbuhan. Sebenarnya apa manfaat yang didapatkan si kecil jika ia tidur siang?

Tidur merupakan kebutuhan utama yang baik bagi kesehatan, dan untuk anak-anak penting mendapatkan waktu tidur yang cukup termasuk tidur di siang hari. Hal ini karena tidur membantu pertumbuhan dan proses peremajaan yang terjadi pada anak.

Anak-anak yang rutin melakukan tidur siang bisa mendapatkan beberapa manfaat, seperti dikutip dari Kidshealth, Jumat (17/6/2011) yaitu:

Membantu menjaga anak agar tidak terlalu lelah yang bisa mempengaruhi suasana hatinya seperti rewel dan mudah marah
Membantu meningkatkan memori anak yang membuat otak kembali fresh sehingga ia akan lebih mudah menerima rangsangan yang diberikan
Memberikan tubuh si kecil kesempatan untuk beristirahat

Kebutuhan tidur anak-anak sangat individual, biasanya dipengaruhi oleh faktor usia. Namun tidur siang yang dilakukan sebaiknya tidak terlalu lama, karena nantinya juga bisa memberikan efek yang buruk.

Biasanya bayi yang berusia di bawah 1 tahun memiliki waktu tidur siang 2-3 kali dengan total waktu tidur sekitar 3-4 jam. Untuk batita membutuhkan waktu tidur 1-3 jam yang terbagi dalam 2 kali tidur siang, sedangkan untuk balita umumnya hanya 1 kali tidur siang. Sebagian besar anak akan berhenti tidur siang setelah berusia di atas 5 tahun.

Salah satu kunci agar anak bisa mendapatkan tidur siang yang baik adalah memiliki rutinitas yang sama sejak awal dan berpegang teguh pada hal tersebut. Pada bayi perhatikan isyarat yang muncul seperti mulai rewel dan menggosok-gosokkan mata.

Jika si kecil sulit tidur, cobalah membantunya dengan memberikan musik yang lembut, meredupkan lampu sehingga bisa merangsang keluarnya hormon melatonin atau membacakan cerita yang bisa memberinya kenyamanan.

Beberapa orangtua khawatir tidur siang yang dilakukan si kecil bisa mengganggu tidur malamnya. Untuk mencegah hal tersebut usahakan tidak membiarkan anak tidur siang mendekati waktu tidur malamnya, atau bisa juga dengan membangunkannya lebih awal sehingga membuat anak memiliki aktivitas lagi sebelum tidur malam. Dengan kata lain cobalah membuat beberapa penyesuaian dengan kondisi anak.

(ver/ir)

Standar Kemampuan Berbahasa untuk Batita

Senin, 13/06/2011 14:17 WIB

Vera Farah Bararah - detikHealth





(Foto: thinkstock)Jakarta, Setiap orangtua pasti ingin melihat anaknya lancar berbicara. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengembangkan kemampuan ini adalah mendorongnya untuk belajar dan mengetahui standar perkembangan anak. Berikut standar kemampuan berbahasa anak usia di bawah 3 tahun (batita).

Penelitian menunjukkan bahwa 3 tahun pertama adalah waktu yang tepat untuk perkembangan bahasa intensif anak. Para ahli menyarankan untuk mendorong perkembangan bahasa anak di awal-awal kehidupannya melalui berbicara, menyanyi dan membaca.

Hal lain yang bisa memberikan bantuan penting dalam pengembangan bahasa anak adalah mendengarkan apa yang bisa diucapkan si kecil.

Berikut ini beberapa hal yang bisa menjadi patokan dalam mengembangkan kemampuan berbicara anak, seperti dikutip dari eHow, Senin (13/6/2011) yaitu:

1. Usia 5 bulan
Pada saat bayi berusia 1-5 bulan ia mulai belajar mengenai suara keras, mengenali suara-suara yang akrab didengarnya serta menangis untuk berbagai alasan yang berbeda. Setelah bayi berusia di atas 5 bulan maka ia akan memutar kepalanya ke arah suara dan fokus pada wajah orang yang berbicara tersebut.

2. Usia 1 tahun
Umumnya bayi mulai memiliki kesenangan untuk mencoba meniru suara orang lain. Para peneliti dari Mayo Clinic mengungkapkan bahwa bayi mulai mengerti arti kata 'tidak' dan perintah sederhana seperti 'Minumlah susunya sampai habis'. Selain itu ia akan mengeluarkan suara seperti 'Mama' atau 'Dahdah'.

3. Usia 2 tahun
Balita mulai bisa mengucapkan lebih dari 1-2 kata secara bersama-sama, kosakatanya mulai meningkat menjadi 8-10 kata dan ia bisa mengenal kata-kata untuk bagian tubuh seperti menunjuk kepala atau perut. Pada usia ini balita juga lebih jelas mengucapkan suara huruf 'n', 'm', 'p' dan 'h', serta bisa menjawab pertanyaan melalui bahasa tubuh.

4. Usia 3 tahun
Pada usia ini kosakatanya meningkat sekitar 50 kata, mulai menggunakan kata sifat seperti 'besar' atau 'bahagia', menggunakan nada yang meninggi di akhir kalimat serta menggunakan kata ganti. Orang lain yang mendengar balita ini berbicara mungkin tidak terlalu banyak mengerti apa yang diucapkannya, tapi orangtua biasanya bisa memahami kata-kata tersebut.

Dibutuhkan kesabaran serta pemahaman mengenai karakteristik si kecil serta nikmati setiap proses yang dilalui dalam mengembangkan kemampuan anak. Ajaklah ia berbicara sejak dini bahkan saat ia belum bisa mengucapkan kata apapun, karena ini akan mendorongnya untuk belajar berbicara.

(ver/ir)

Anak Zaman Sekarang Lebih Tinggi Tapi Tak Lebih Sehat

Selasa, 07/06/2011 14:02 WIB
Merry Wahyuningsih - detikHealth

(Foto: thinkstock)Jakarta, Bila dibandingkan dengan generasi 50 tahun lalu, anak-anak zaman sekarang terlihat lebih tinggi. Tapi meski lebih tinggi, ternyata orang dulu terbukti lebih sehat dibandingkan anak-anak sekarang. Mengapa demikian?

"Ada banyak perubahan yang baik untuk kesehatan anak-anak, tetapi ada juga orang-orang yang berpendapat generasi kini kurang sehat dibandingkan orang tua atau kakek-neneknya yang mungkin umurnya lebih pendek, karena sebabnya tingginya tingkat obesitas dan perubahan gaya hidup," jelas Bernard Harris, profesor di Southampton University, seperti dilansir Dailymail, Selasa (7/6/2011).

Pada 50 tahun yang lalu, anak-anak lebih bugar dibandingkan dengan anak-anak sekarang. Dan penelitian yang dipublikasikan bulan lalu menunjukkan, bahkan sepuluh tahun yang lalu mereka juga lebih kuat.

Studi lain menemukan adanya peningkatan jumlah anak-anak sekolah dasar yang menderita rasa sakit tipe rematik karena sering menggunakan ponsel dan game konsol. Padahal pada zaman dulu menurut peneliti, masalah pergelangan tangan dan nyeri jari hanya dialami pasien usia lanjut dengan rematik kronis.

"Rata-rata tinggi anak meningkat antara 1 cm hingga 3 cm setiap dekade selama 50 tahun terakhir. Jadi anak-anak sekarang rata-rata antara 5 cm hingg 15 cm lebih tinggi," kata Profesor Mitch Blair dari Royal College of Paediatrics and Child Health.

Alasan utamanya adalah perbaikan gizi terutama selama kehamilan dan asupan yang lebih baik dari vitamin dan mineral. Ini juga kemungkinan karena penurunan wanita merokok selama kehamilan.

"Tentu saja perbaikan gizi dan penurunan ibu merokok adalah kabar yang sedikit lebih baik. Tapi terjadi pula peningkatan nyeri punggung bawah karena tekanan ekstra pada tulang belakang," kata Dr Gavin Sandercock, ahli kebugaran anak di Essex University.

Menurut Profesor Blair, selain lebih tinggi, anak-anak zaman sekarang juga lebih besar karena memiliki lebih banyak massa otot.

"Namun banyak anak yang menjadi lebih berat karena tidak aktif. Jumlah makanan anak telah menurun selama bertahun-tahun, tetapi mereka makan lebih banyak lemak dan gula dan menjadi kurang aktif dengan munculnya mobil, TV dan remote control," tambah Dr Sandercock.

Pada tahun 1966, BMI rata-rata untuk anak usia 8 tahun adalah 16,55. Dan pada tahun 2007, rata-rata tersebut meningkat menjadi 17,18.

"Berat badan berlebih di sekitar perut, yang dikenal sebagai lemak visceral, bisa memicu diabetes tipe 2. Kami telah mendiagnosa anak-anak 14 tahun dengan diabetes tipe 2, padahal penyakit ini pada 20 tahun lebih banyak dikaitkan dengan usia yang lebih tua," kata Dr Sandercock.

Ada juga puluhan ribu anak-anak di Inggris yang terdiagnosa dengan sindrom metabolik seperti diabetes, pembuluh darah dan penyakit jantung yang hampir tidak pernah terjadi pada anak-anak dekade lalu.

"Kami juga melihat banyak anak-anak kelebihan berat badan dengan tekanan darah tinggi," kata Dr Sandercock.

Hal-hal inilah yang akhirnya membuat anak-anak zaman sekarang lebih cepat puber, lebih cepat mengalami kekeroposan gigi, penurunan kebugaran yang akhirnya mengurangi usia harapan hidup.

(mer/ir)

Kamis, 21 April 2011

Bayi Tidak Bisa Tidur Kalau Ibunya Stres

Selasa, 01/03/2011 17:31 WIB

Vera Farah Bararah - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Terkadang seorang ibu mengaku stres karena bayinya susah tidur malam. Pandangan ini ternyata keliru, sebenarnya bayi yang tidak bisa tidur karena tahu ibunya stres.

Jadi menurut peneliti, jangan di balik cara pandangnya. Bayi yang sulit tidur bukan penyebab ibunya stres, tapi si bayi tidak bisa tidur karena merasakan ibunya sedang stres.

Studi terbaru saat ini menunjukkan bahwa masalah emosi yang dialami oleh seorang ibu dan kebiasaan tidur bayi sangat berkaitan erat, bahkan pada orangtua yang sudah beberapa kali memiliki anak.

Sekitar dua per tiga ibu yang mengalami depresi setelah melahirkan (postpartum depresion) akan memiliki bayi dengan pola tidur yang tidak baik.

Ibu yang depresi atau stres ini akan mengganggu kemampuannya dalam memberikan kehangatan emosional yang diperlukan dalam perkembangan bayi dan membantunya tertidur.

Kondisi ini akan membuat bayi yang memiliki ibu depresi atau stres akan memiliki masalah kurang tidur dibanding dengan bayi yang ibunya tidak stres.

Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar bayi yang sulit tidur ternyata disebabkan pengaruh dari faktor emosional ibunya seperti dikutip dari Health.MSN.com, Selasa (1/3/2011).

Studi yang dilakukan Roseanne Armitage dan rekan dari University of Michigan menemukan bahwa bayi yang ibunya memiliki riwayat stres atau depresi akan memiliki pola tidur yang tidak teratur. Si bayi jadi tidak bisa membedakan kapan waktunya tidur dan kapan waktunya bangun karena ibu yang stres tidak mampu memberikan kehangatan dan kenyamanan agar si bayi tidur.

Untuk itu menurut Harriet Hiscock, seorang dokter anak dari University of Melbourne, Australia ada beberapa hal yang bisa dilakukan agar si kecil dapat tidur dengan baik yaitu:

  1. Biarkan bayi tertidur dengan gayanya sendiri
  2. Memiliki jam tidur yang konsisten mengenai kapan bayi harus tidur dan bangun
  3. Usahakan ibu memiliki suasana hati yang baik saat menggendong bayi, karena bayi bisa merasakan kecemasan atau ketakutan yang dialami si ibu
  4. Jika ibu sudah tenang, gendonglah bayi sehingga ia bisa merasakan detak jantung sang ibu dan memiliki kontak kulit langsung
  5. Ketika bayi menangis, tengoklah ia sejenak sampai ia merasa tenang kembali

Umumnya tingkat depresi yang dialami ibu akan jauh lebih rendah jika si kecil sudah berusia di atas 2 tahun. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilaporkan dalam jurnal Pediatrics.

(ver/ir)

Habis Minum Susu, Anak Sebaiknya Minum Air Putih

Rabu, 16/03/2011 17:06 WIB

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

img
foto: Thinkstock
Jakarta, Kadar gula yang tinggi dalam susu formula bisa memicu pertumbuhan bakteri penyebab gigi berlubang, terutama pada bayi dan anak-anak. Sesudah anak selesai minum susu, biasakan untuk 'membilas' mulutnya dengan minum segelas air putih.

Anjuran umum yang banyak dilakukan para orangtua ini dibenarkan oleh ahli gizi dari Universitas Indonesia, dr Samuel Oetoro, MS, SpGK dalam peluncuran kampanye Mulai Hidup Sehat dari Sekarang yang diprakarsai Danone-Aqua di XXI Ballroom, Djakarta Theatre, Jakarta, Rabu (16/3/2011).

"Susu mengandung karbohidrat dan laktosa (bentuk lain dari gula), yang bisa melekat di gigi lalu merusak lapisan email. Jadi anjuran itu benar, membersihkannya memang bisa dilakukan dengan kumur-kumur lalu minum air putih," ungkap dr Oetoro.

Di dalam mulut, gula menciptakan lingkungan yang baik bagi pertumbuhan bakteri jahat yang bisa merusak email atau lapisan terluar gigi. Akibatnya gigi menjadi berlubang, membusuk atau caries dan bahkan bisa menyebabkan gusi bengkak karena infeksi.

Selain dipicu oleh susu, gigi berlubang juga disebabkan oleh makanan atau minuman lain yang juga mengandung gula. Apalagi bagi anak-anak yang masanya suka jajan, jenis makanan yang paling disukai umumnya makanan manis seperti permen dan gulali.

Gigi yang paling rentan mengalami pembusukan maupun berlubang biasanya adalah gigi geraham. Selain karena posisinya paling belakang, gigi geraham paling banyak memiliki alur dan celah yang kadang-kadang sulit dijangkau saat menggosok gigi.

Meski gigi anak belum permanen dan akan tanggal suatu saat nanti, namun jika berlubang maka tetap akan berdampak pada kualitas hidupnya. Misalnya jika terjadi infeksi, maka anak akan mengalami demam dan akibatnya tidak bisa bermain dan masuk sekolah.

(up/ir)

Agar Anak Doyan Makan Sayur

Minggu, 08/08/2010 09:50 WIB

AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

img
Ilustrasi (dok: thinkstock)
Bangkok, Sayuran mengandung banyak nutrisi penting, tetapi mengapa kebanyakan anak-anak tidak menyukainya? Dibutuhkan strategi yang tepat agar anak gemar dan terbiasa makan sayur, salah satunya dengan memperkenalkan Popeye sebagai tokoh idola.

Popeye sang pelaut merupakan tokoh kartun yang sudah populer sejak era 1930-an. Kemunculannya sering dikaitkan dengan propaganda makan sayur di kalangan anak-anak pada masa itu, sebab tokoh tersebut digambarkan senang makan bayam yang membuatnya menjadi sangat kuat hanya dalam sekejap.

Seorang peneliti dari Mahidol University di Bangkok membuktikan, propaganda dengan memanfaatkan multimedia semacam itu sangat efektif dalam meningkatkan konsumsi sayuran pada anak. Dalam sebuah eksperimen yang berlangsung selama 8 pekan, ia memutarkan serial Popeye di sela-sela jam makan siang para murid TK.

Akibat terpengaruh oleh perilaku tokoh idola, asupan sayur dan buah pada anak meningkat 2 kali lipat setelah mengikuti program tersebut. Selain itu para orang tua juga melaporkan bahwa murid-murid TK merasa bangga telah mengkonsumsi sayur saat makan siang di sekolah.

Prof Chutima Sirikulchayanonta yang memimpin penelitian tersebut mengakui, pemutaran film kartun memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan. Sebab dalam eksperimen tersebut, ia memasukkan berbagai program interaktif seperti:
  1. Mengajak para murid menanam sayur bersama
  2. Mengadakan pesta kebun dengan menu sayur dan buah-buahan
  3. Tutorial memasak sup bagi para murid.
Sementara bagi para orang tua di rumah, Prof Chutima memberi catatan tentang beberapa hal yang bisa membuat anak makin gemar makan sayur. Dikutip dari Sciencedaily, Minggu (8/8/2010), beberapa catatan tersebut adalah sebagai berikut:
  1. Duduk di samping anak yang sedang makan sayur lalu ikut menyantap menu yang sama akan membuat anak merasa spesial
  2. Mencicipi bermacam-macam rasa buah dan sayuran adalah cara yang menyenangkan bagi anak untuk mengenal berbagai jenis makanan
  3. Melibatkan anak dalam tahap-tahap menyiapkan makanan, mulai dari emncuci dan memotong sayuran, hingga meracik bumbu akan menumbuhkan rasa menghargai makanan pada anak.
(up/ir)

Bayi Butuh Air 5 Kali Lebih Banyak Dibanding Orang Dewasa

Jumat, 18/03/2011 14:51 WIB

Vera Farah Bararah - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Air merupakan salah satu kebutuhan setiap makhluk hidup. Tapi ternyata kebutuhan air untuk bayi sehat jumlahnya 5 kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan orang dewasa.

"Kebutuhan air bayi itu 10-15 persen dari berat badannya, sedangkan orang dewasa kebutuhannya 2-4 persen dari berat badannya. Berarti bayi sehat membutuhkan air 5 kali lipat lebih banyak dari orang dewasa," ujar dr Sudung O Pardede, SpA(K) dalam acara konferensi pers Hydration and Health di Hotel Gran Sahid Jaya, Jumat (18/3/2011).

dr Sudung mengungkapkan jumlah kebutuhan air bayi yang paling banyak berdasarkan usianya adalah neonatus (0-28 hari), lalu diikuti oleh bayi (0-12 bulan), anak-anak (1-18 tahun) dan orang dewasa. Sedangkan jika bayi dilahirkan dengan berat badan rendah (BBLR) maka kebutuhan airnya akan meningkat lagi.

"Kecepatan sikus air pada bayi sangat tinggi, karena itu bayi dan anak cenderung rawan terhadap penyakit yang menimbulkan dehidrasi," ujar dokter yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Umum PP-IDAI (Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia).

Perbedaan antara bayi dan anak dengan orang dewasa dalam hal cairan tubuh mencakup perbedaan komposisi, metabolisme dan derajat kematangan sistem pengaturan air serta elektrolitnya.

dr Sudung menuturkan secara klinik kebutuhan air pada bayi dan anak biasanya berdasarkan berat badan, salah satunya adalah menggunakan rumus Darrow yaitu:

  1. Anak dengan berat badan kurang dari 10 kg, maka kebutuhan airnya adalah 100 ml/kg berat badannya. Misalnya anak dengan berat badan 8 kg, maka kebutuhannya adalah 8 x 100 ml = 800 ml.
  2. Anak dengan berat badan antara 10-20 kg, maka kebutuhan airnya adalah 1.000 ml + 50 ml setiap kenaikan berat badan diatas 10 kg. Misalnya anak dengan berat badan 15 kg, maka kebutuhannya adalah 1.000 ml + (50 ml x 5) = 1.250 ml.
  3. Anak dengan berat badan lebih dari 20, maka kebutuhan airnya adalah 1.500 ml + 20 ml setiap kenaikan berat badan di atas 20 kg. Misalnya anak dengan berat badan 30 kg, maka kebutuhan airnya 1.500 ml + (20 ml x 10) = 1.700 ml.

Perhitungan kebutuhan air pada anak juga bisa berdasarkan luas permukaan tubuh dan jumlah cairan yang dikeluarkan oleh tubuh.

Asupan air yang cukup untuk anak dapat membantu meringankan gejala konstipasi, diare dan demam. Untuk bayi atau anak yang demam, maka setiap kenaikan suhu tubuh 1 derajat celsius maka asupan air ditambah sebanyak 12 persen, sedangkan pada neonatus yang menjalani terapi sinar diperlukan penambahan air sebesar 20 ml/kg berat badan setiap harinya.

"Jika bayi atau anak mengalami dehidrasi maka gejala yang muncul adalah mudah rewel, air mata berkurang, bibir kering, mata cekung, minum seperti orang kehausan dan jika kulit ditekan maka butuh waktu lebih lama untuk kembali ke bentuk semula," imbuhnya.

Meski demikian beberapa bayi dan anak kadang susah jika disuruh minum air putih dan lebih memilih minuman lain yang berwarna atau memiliki rasa manis.

Untuk itu Dr dr Saptawati Bardosono, MSc memberikan tips agar anak mau minum air putih yaitu:

  1. Orangtua bisa memberikan air putih di dalam gelas yang dicampur dengan es batu.
  2. Orangtua juga bisa memberikan tambahan potongan-potongan buah dengan bentuk kecil yang lucu.
  3. Memberikan air putih di dalam botol dengan sedotan yang berwarna warni atau bentuk yang lucu.


(ver/ir)

Kapan Waktu yang Tepat Beri Makanan Padat pada Bayi?

Selasa, 19/04/2011 17:26 WIB

Merry Wahyuningsih - detikHealth

img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) atau makanan padat tepat waktu pada bayi sangat berpengaruh pada perkembangan otak dan pertumbuhannya secara keseluruhan. Kapan waktu yang tepat memberi bayi makanan padat?

Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2002 menyebutkan bahwa 53 persen penyebab kematian anak di bawah 5 tahun adalah karena gizi buruk atau kurang. Dan dua pertiga diantaranya berhubungan dengan pemberian makanan yang kurang tepat.

"Dua pertiga atau sekitar 60 persen dari 10,9 juta anak di dunia mengalami feeding practise (cara pemberian makan) yang salah," jelas DR Damayanti R Sjarif, Dr. Sp.A(K), Ketua UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, dalam acara Media Briefing 'Stimulasi Keterampilan Oromotor pada Anak' di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta, Selasa (19/4/2011).

Menurutnya, cara pemberian makanan yang salah antara lain disebabkan karena beberapa hal berikut:
  1. Pemberian ASI yang kurang optimal. "Kurang dari 35 persen anak di dunia yang bisa mendapatkan ASI eksklusif," jelas DR Yanti.
  2. Kualitas dan kuantitas MPASI yang rendah atau buruk
  3. Praktik pemberian makanan padat yang salah, terlalu dini atau terlambat.
  4. Makanan yang tercemar.

"Usia 6-9 bulan adalah waktu terbaik untuk mengajarkan anak makanan padat. MPASI paling lambat diberikan di usia 6 bulan. Karena pada usia tersebut ASI sudah tidak mencukupi lagi untuk mikronutrien seperti zat besi, zinc, fosfat, magnesium dan natrium, sehingga harus ditunjang dengan MPASI. Jadi nggak boleh terlalu lamam memberi MPASI," lanjut DR Yanti yang juga dokter dari Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Dept. Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM.

Menurut DR Yanti, setelah usia 6 bulan terjadi gap atau kekurangan energi untuk mendukung aktivitas bayi yang semakin aktif, sedangkan pada waktu yang bersamaan produksi ASI semakin berkurang.

Disinilah adanya fase kritis pertama pengenalan makanan padat, yang ditambahkan selain ASI yang biasa disebut MPASI, untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi yang tidak bisa dipenuhi hanya oleh ASI atau PASI (pengganti ASI atau susu formula bayi).

"Semakin terlambat pengenalan MPASI semakin besar gap kebutuhan energi yang terjadi. Tapi pemberian MPASI juga tidak boleh terlalu dini karena sistem pencernaan bayi belum siap," jelas DR Yanti.

Apa akibatnya bila makanan padat diberikan terlalu dini atau terlambat?

Terlalu dini
  1. Risiko diare, dehidrasi
  2. Produksi ASI menurun karena kurangnya stimulasi
  3. Sensitif alergi
  4. Gangguan tumbuh kembang.

Terlambat
  1. Potensial untuk terjadinya gagal tumbuh, menyebabkan stunting atau pendek
  2. Defisiensi atau kekurangan zat besi
  3. Gangguan tumbuh kembang.

"Pada usia 6 sampai 9 bulan bayi punya fase makan makanan keras yang bertekstur, kalau anak tidak diajarkan harus berhati-hati karena dampaknya bisa membuat anak susah makan di kemudian hari. Setelah usia ini, ketika anak masuk usia 1 tahun lebih, dia lebih suka main ketimbang makan. Dan ini seringkali terjadi anak menjadi susah makan karena terlambat diajarkan makan makanan padat," jelas DR Yanti.




(mer/ir)

Kebiasaan Bayi Masukkan Tangan ke Mulut Bisa Melatih Kemampuan Makan

Selasa, 19/04/2011 15:29 WIB

Merry Wahyuningsih - detikHealth

img
foto: Thinkstock
Jakarta, Banyak ibu yang khawatir dengan kebiasaan bayi yang suka memasukkan tangan ke dalam mulutnya karena dianggap kotor. Padahal kebiasaan tersebut bisa membantu bayi melatih kemampuan makannya kelak.

Hal ini disampaikan oleh DR Damayanti R Sjarif, Dr. Sp.A(K), Ketua UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, dalam acara Media Briefing 'Stimulasi Keterampilan Oromotor pada Anak' di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta, Selasa (19/4/2011).

"Pada bayi ada yang namanya Gag Reflex, yaitu refleks yang bikin dia mau muntah bila dimasukkan sesuatu ke mulut. Nah pada saat awal-awal, Gag Reflex ini ada di bagian depan mulutnya, dengan dia terbiasa mainan atau memasukkan tangannya ke mulut, maka Gag Reflex ini lama-lama akan semakin kebelakang," jelas DR Yanti.

Menurut DR Yanti, Gag Reflex atau refleks muntah ini memungkinkan bayi menunjukkan ekspresi ingin muntah pada awal-awal. Tapi kebiasaan ini ternyata berguna untuk melatih bayi bisa secara mandiri makan dengan menggunakan sendok.

"Awal-awalnya dia akan muntah waktu memasukkan tangan ke mulut karena Gag Reflexnya masih ada di bagian depan. Tapi dengan dia terbiasa, Gag Reflexnya akan mundur. Jadi ketika dia diajarkan makan dengan sendok dia nggak muntah-muntah lagi," jelas DR Yanti yang juga dokter dari Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Dept. Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM.

Sayangnya, lanjut DR Yanti, ibu-ibu yang terlalu bersih sering merasa takut kalau melihat anaknya memasukkan tangan ke dalam mulut, karena dianggap kotor dan bisa membahayakan.

"Padahal bayi memasukkan tangan ke mulut itu sangat alamiah. Ini untuk menyiapkannya agar bisa makan," jelas DR Yanti.

Oleh karena itu, DR Yanti menyarankan sebaiknya ibu-ibu bisa membiarkan kebiasaan alamiah bayi tersebut, asalkan kebersihan tangannya selalu dijaga.

"Saya juga merekomendasikan ibu-ibu untuk tidak mengenakan sarung tangan pada bayinya, kalau sarung kaki bolehlah. Ini karena memang alamiah bayi suka memasukkan tangan ke dalam mulut. Asal bersih itu malah bisa melatih bayi," tutur DR Yanti.

(mer/ir)

Rabu, 20 April 2011

Minum Kopi Pahit Tiap Pagi untuk Lawan Pikun

Kamis, 14/10/2010 09:56 WIB

Merry Wahyuningsih - detikHealth


img
(Foto: thinkstock)
Jakarta, Penyakit demensia atau pikun memang akan dialami kebanyakan orang sejalan dengan pertambahan usia. Tapi menurut studi, dengan minum kopi atau teh pahit tiap pagi bisa memperlambat dan melawan kepikunan.

Kopi dan teh sudah menjadi minuman favorit bagi banyak orang di seluruh dunia. Tapi efek menguntungkan dari kafein pada kopi sebagai obat psikoaktif yang dapat memelihara fungsi otak mulai dihargai baru-baru ini.

Penelitian terbaru oleh pakar internasional dari University of Lisbon dan University of Coimbra, Portugal menemukan bahwa kafein dalam kopi dan teh dapat melindungi terhadap penurunan kognitif yang terlihat pada demensia (kepikunan) dan penyakit Alzheimer.

"Studi epidemiologis pertama menunjukkan hubungan terbalik antara konsumsi kafein dengan kejadian penyakit Parkinson. Kemudian beberapa studi epidemiologi lanjutan menunjukkan bahwa konsumsi jumlah moderat kafein juga berbanding terbalik dengan penurunan kognitif yang terkait dengan penuaan serta kejadian penyakit Alzheimer," jelas Alexandre de Mendonca, dari Institute of Molecular Medicine and Faculty of Medicine, University of Lisbon, Portugal, seperti dilansir dari Seniorjournal, Kamis (14/10/2010).

Selain kopi pahit, teh pahit juga dapat melawan kepikunan. Uji laboratorium menemukan bahwa minum secangkir teh hitam dan hijau secara teratur dapat menghambat aktivitas enzim tertentu di otak yang membawa pada Alzheimer, yaitu suatu bentuk demensia generatif yang mempengaruhi 10 juta orang di seluruh dunia.

Berdasarkan jurnal Phytotherapy Research, Alzheimer ditandai dengan penurunan asetilkolin. Kopi dan teh pahit dapat menghambat aktivitas enzim acetylcholinesterase (AChE), yang memecah bahan kimia atau neurotransmiter dan asetilkolin.

Selain itu kopi, teh hitam dan teh hijau juga menghambat aktivitas enzim butyrylcholinesterase (BuChE), yang ditemukan dalam deposit protein pada otak penderita Alzheimer.

"Meskipun tidak ada obat untuk Alzheimer, kopi dan teh berpotensi menjadi senjata lain yang digunakan untuk mengobati penyakit ini dan memperlambat perkembangannya," ungkap Dr Ed Okello, peneliti dari Medicinal Plant Research Centre di Newcastle University, Inggris.

Tapi ingat harus kopi atau teh pahit cukup tiap pagi saja. Karena minum kopi secara berlebihan dapat meningkatkan serangan stroke akibat kerusakan pada dinding pembuluh darah. Pada wanita hamil dapat meningkatkan denyut jantung, menyerang plasenta, masuk ke dalam sirkulasi darah dan yang lebih parah bisa menyebabkan kematian.

Tapi minum kopi dalam jumlah yang sedang tidak membahayakan, malah bisa memberikan manfaat
(mer/ir)

Jangan Minum Kopi Usai Makan Makanan Berlemak

Selasa, 19/04/2011 10:21 WIB

Merry Wahyuningsih - detikHealth


img
(Foto: thinkstock)
Ontario, Kanada, Makan makanan yang mengandung lemak tentu tidak baik untuk tubuh, tetapi jika Anda mengonsumsi kopi setelah makan makanan berlemak maka dampak negatifnya akan semakin besar lagi.

Hasil studi yang dilakukan oleh University of Guelph menunjukkan bahwa kombinasi lemak dan kafein pada kopi bisa sangat membahayakan tubuh. Peneliti menemukan bahwa orang sehat yang minum kopi setelah makan makanan berlemak mengalami kenaikan gula darah hingga dua kali lipat. Kenaikan gula darah ini bahkan setara dengan orang yang berisiko diabetes.

"Hasil studi memberitahu pada kita bahwa lemak jenuh dapat mengganggu kemampuan tubuh untuk membersihkan gula dalam darah, dan ketika digabungkan dengan kopi yang mengandung kafein, maka dampaknya bisa lebih buruk lagi," jelas Marie-Soleil Beaudoin, yang melakukan penelitian bersama dengan profesor University of Guelph, Lindsay Robinson dan Terry Graham, seperti dilansir preventdisease, Selasa (19/4/2011).

Menurut Beaudoin, kombinasi antara lemak jenuh dan kafein dapat membuat gula tetap berada dalam darah untuk jangka waktu yang lama, yang dampaknya bisa sangat berbahaya.

Studi ini merupakan studi pertama yang mengetahui tentang pengaruh lemak jenuh dan kafein pada kopi terhadap tingkat gula darah. Studi dilakukan dengan menggunakan koktail (novel fat cocktail) yang hanya berisi lemak. Minuman tersebut dirancang khusus untuk memungkinkan peneliti secara akurat meniru apa yang terjadi pada tubuh ketika orang menelan lemak.

Dalam studi ini, pria sehat diminta minum sekitar 1 gram minuman lemak untuk setiap kilogram berat badannya. Enam jam kemudian mereka diberi menu selanjutnya yang terdiri dari minuman gula.

Hasilnya, kadar gula darah subjek meningkat menjadi 32 persen lebih tinggi dibandingkan dengan orang yang tidak mengonsumi lemak.

Peneliti juga menguji dampak kopi berkafein yang dikombinasikan dengan makanan berlemak. Untuk tes ini, peneliti memberi partisipan kopi berkafein 5 jam setelah menelan minuman lemak. Satu jam kemudian diberi minuman gula.

Hasilnya menunjukkan bahwa kadar gula darah meningkat sebesar 65 persen dibandingkan dengan partisipan yang tidak mengonsumsi kopi dan lemak.

"Ini menunjukkan bahwa efek dari makanan lemak yang dikombinasikan dengan kopi bisa bertahan berjam-jam. Bahkan efeknya bisa dua kali lipat dibandingkan orang yang makan makanan berlemak saja," jelas Beaudoin.

Selain tes darah kadar gula, peneliti juga melihat efek gastro-intestinal dengan mengukur hormon incretin yang dirilis oleh usus setelah menelan lemak. Hormon-hormon ini sinyal pankreas untuk melepaskan insulin untuk membantu membersihkan darah dari gula.

"Pada akhirnya kami telah menemukan bahwa lemak dan kopi berkafein dapat merusak komunikasi antara usus dan pankreas, inilah yang menyebabkan mengapa peserta tidak bisa membersihkan gula dari darah mereka dengan mudah," kata Beaudoin.

Menurut Beaudoin, hasil penelitian ini sangat penting bagi orang yang berisiko untuk penyakit metabolik dan diabetes tipe 2.

"Kami telah mengetahui selama bertahun-tahun bahwa orang dengan atau berisiko diabetes tipe 2 harus membatasi konsumsi kafein mereka. Minum kopi tanpa kafein adalah salah satu cara untuk meningkatkan toleransi glukosa seseorang. Membatasi asupan asam lemak jenuh yang ditemukan dalam daging merah, makanan olahan dan makanan fast food juga bermanfaat," tutup Beaudoin.

Hasil studi ini telah dipublikasikan dalam Journal of Nutrition.



(mer/ir)