Sabtu, 04/09/2010 15:30 WIB
Vera Farah Bararah - detikHealth
(Foto: thinkstocks)
Jakarta, Salah satu zat di dalam rokok yang diketahui berbahaya atau menimbulkan risiko kesehatan adalah nikotin. Berapa lama nikotin berada di dalam tubuh seseorang?
Selain bisa menimbulkan risiko kesehatan, nikotin yang terkandung di dalam rokok juga membuat seseorang ketergantungan (adiksi) dan melemahkan keinginan seseorang untuk berhenti merokok. Hal inilah yang menyebabkan banyak orang gagal
untuk berhenti merokok.
Ketika seseorang merokok, maka nikotin akan masuk dan mulai menumpuk di dalam tubuh. Lama kelamaan seseorang akan terbiasa dengan nikotin dan jika ia tidak mendapatkan jumlah yang sama maka tubuh akan meminta lebih. Dan biasanya jumlah nikotin yang masuk akan semakin besar atau meningkat.
Seperti dikutip dari eHow, Sabtu (4/9/2010) sebagian besar nikotin yang dikonsumsi (atau sekitar 90 persen) dengan cepat dimetabolisme oleh hati dan kemudian akan dikeluarkan melalui ginjal. Jumlah sisa nikotin akan tetap berada di dalam aliran darah selama 6-8 jam setelah merokok.
Jumlah nikotin yang tetap berada di dalam sistem tubuh tergantung pada seberapa banyak nikotin yang masuk. Hal ini dipengaruhi oleh jumlah rokok yang dihisap setiap harinya. Namun tidak semua nikotin yang masuk akan dikeluarkan oleh tubuh, karena ada kemungkinan sejumlah tertentu nikotin yang tetap berada di dalam tubuh. Karena itu efek yang ditimbulkan dari nikotin membutuhkan waktu jangka panjang.
Rata-rata dalam satu batang rokok yang dihisap mengandung 1 mg nikotin yang masuk ke tubuh. Karenanya semakin banyak rokok yang dihisap dalam satu hari, maka semakin banyak pula nikotin yang masuk ke dalam tubuh.
Jika orang hanya sesekali merokok, kemungkinan nikotin akan menetap beberapa hari di dalam tubuh. Tapi jika termasuk perokok berat maka nikotin akan tetap berada di dalam aliran darah selama 30 hari setelah merokok. Hal tersebut terjadi jika seseorang berhenti merokok sama sekali setelahnya.
Jika dilihat dari jumlah rokok yang dikonsumsi, maka tingkatan kadar nikotin di dalam sistem tubuh manuisa terbagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
Perokok ringan. Yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah orang yang hanya sekali kali saja merokoknya, sehingga kemungkinan nikotin masih akan terdeteksi hingga 2-3 hari setelah merokok. Semakin lama jangka waktu seseorang berhenti merokok, maka akan semakin sedikit jumlah nikotin yang terdeteksi.
Perokok sedang. Yang termasuk kelompok ini adalah orang yang merokok secara tidak beraturan, mungkin sekali atau hanya dua kali dalam seminggu. Jumlah nikotin yang terdeteksi kemungkinan sedikit lebih tinggi dibandingkan pengguna ringan.
Perokok berat. Yang termasuk kelompok ini adalah orang yang merokok secara teratur atau sudah masuk ke dalam kategori kecanduan. Jumlah nikotin yang terdeteksi tinggi karena hampir setiap hari menerima asupan nikotin baru yang masuk ke dalam tubuh.
Kadar nikotin ini bisa dideteksi melalui pemeriksaan urine, tapi zat ini hanya bisa terdeteksi dalam waktu 3-4 hari saja atau pada perokok berat dalam waktu 10-20 hari. Untuk pemeriksaan yang lebih sensitif melalui pengujian folikel rambut, pemeriksaan ini bisa mendeteksi kadar nikotin dan juga obat-obatan terlarang namun harganya akan lebih mahal.
Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kadar nikotin di dalam tubuh adalah dengan mengonsumsi air yang cukup dan berolahraga. Dengan mengonsumsi air yang cukup akan membantu mempercepat proses pembersihan tubuh. Sedangkan olahraga yang dilakukakn berguna untuk membantu mempercepat proses metabolisme tubuh.
(ver/ir)
Rabu, 06 April 2011
Meditasi Lebih Ampuh Kurangi Rasa Sakit Dibanding Obat
Rabu, 06/04/2011 11:31 WIB
Vera Farah Bararah - detikHealth
(Foto: thinkstock)Jakarta, Selama ini meditasi diketahui dapat membuat orang menjadi lebih tenang. Tapi ternyata meditasi juga dapat membantu menghilangkan rasa sakit yang lebih ampuh dibanding obat.
Para peneliti telah menemukan hanya melakukan satu jam latihan meditasi bisa mengurangi rasa sakit dan memiliki efek yang jangka panjang. Teknik ini bekerja dengan menenangkan rasa sakit di area otak.
"Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa meditasi selama 1 jam secara dramatis bisa mengurangi rasa sakit dan menenangkan aktivasi otak yang terkait dengan nyeri," ujar Dr Fadel Zeidan dari Wake Forest Baptist Medical Center di Carolina Utara, seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (6/4/2011).
Untuk studi ini para partisipan mempelajari teknik meditasi yang dikenal dengan focused attention, yaitu bentuk meditasi kesadaran yang mana seseorang diajarkan untuk berkonsentrasi pada pernapasan dan melepaskan pikiran yang mengganggu serta emosi.
Lalu di kaki kanan partisipan diletakkan perangkat yang bisa memicu rasa sakit. Aktivitas otak dari partisipan diuji dengan menggunakan ASL MRI (arterial spin labelling magnetic resonance imaging) sebelum dan sesudah meditasi.
Dr Zeidan menuturkan scan yang dilakukan setelah meditasi menujukkan adanya penurunan rasa nyeri yang berkisar antara 11-93 persen. Pada saat yang sama meditasi secara signifikan mengurangi aktivitas otak di primary somatosensory cortex, yaitu area krusial yang terlibat dalam menciptakan rasa dan terkait dengan stimulus menyakitkan.
"Kami menemukan efek yang besar yaitu sekitar 40 persen pengurangan intensitas nyeri dan 57 persen mengurangi rasa nyeri yang tidak menyenangkan. Hasil ini menunjukkan meditasi bisa mengurangi rasa sakit yang lebih besar daripada morfin atau obat penghilang rasa sakit," ujar Dr Zeidan.
Dr Zeidan percaya bahwa meditasi memiliki potensi besar untuk digunakan secara klinis, karena dengan latihan kecil bisa memberikan efek yang dramatis dan efektif mengurangi rasa sakit tanpa menggunakan obat.
(ver/ir)
Vera Farah Bararah - detikHealth
(Foto: thinkstock)
Para peneliti telah menemukan hanya melakukan satu jam latihan meditasi bisa mengurangi rasa sakit dan memiliki efek yang jangka panjang. Teknik ini bekerja dengan menenangkan rasa sakit di area otak.
"Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa meditasi selama 1 jam secara dramatis bisa mengurangi rasa sakit dan menenangkan aktivasi otak yang terkait dengan nyeri," ujar Dr Fadel Zeidan dari Wake Forest Baptist Medical Center di Carolina Utara, seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (6/4/2011).
Untuk studi ini para partisipan mempelajari teknik meditasi yang dikenal dengan focused attention, yaitu bentuk meditasi kesadaran yang mana seseorang diajarkan untuk berkonsentrasi pada pernapasan dan melepaskan pikiran yang mengganggu serta emosi.
Lalu di kaki kanan partisipan diletakkan perangkat yang bisa memicu rasa sakit. Aktivitas otak dari partisipan diuji dengan menggunakan ASL MRI (arterial spin labelling magnetic resonance imaging) sebelum dan sesudah meditasi.
Dr Zeidan menuturkan scan yang dilakukan setelah meditasi menujukkan adanya penurunan rasa nyeri yang berkisar antara 11-93 persen. Pada saat yang sama meditasi secara signifikan mengurangi aktivitas otak di primary somatosensory cortex, yaitu area krusial yang terlibat dalam menciptakan rasa dan terkait dengan stimulus menyakitkan.
"Kami menemukan efek yang besar yaitu sekitar 40 persen pengurangan intensitas nyeri dan 57 persen mengurangi rasa nyeri yang tidak menyenangkan. Hasil ini menunjukkan meditasi bisa mengurangi rasa sakit yang lebih besar daripada morfin atau obat penghilang rasa sakit," ujar Dr Zeidan.
Dr Zeidan percaya bahwa meditasi memiliki potensi besar untuk digunakan secara klinis, karena dengan latihan kecil bisa memberikan efek yang dramatis dan efektif mengurangi rasa sakit tanpa menggunakan obat.
(ver/ir)
Rabu, 06/04/2011 11:31 WIB
(Foto: thinkstock)Jakarta, Selama ini meditasi diketahui dapat membuat orang menjadi lebih tenang. Tapi ternyata meditasi juga dapat membantu menghilangkan rasa sakit yang lebih ampuh dibanding obat.
Para peneliti telah menemukan hanya melakukan satu jam latihan meditasi bisa mengurangi rasa sakit dan memiliki efek yang jangka panjang. Teknik ini bekerja dengan menenangkan rasa sakit di area otak.
"Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa meditasi selama 1 jam secara dramatis bisa mengurangi rasa sakit dan menenangkan aktivasi otak yang terkait dengan nyeri," ujar Dr Fadel Zeidan dari Wake Forest Baptist Medical Center di Carolina Utara, seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (6/4/2011).
Untuk studi ini para partisipan mempelajari teknik meditasi yang dikenal dengan focused attention, yaitu bentuk meditasi kesadaran yang mana seseorang diajarkan untuk berkonsentrasi pada pernapasan dan melepaskan pikiran yang mengganggu serta emosi.
Lalu di kaki kanan partisipan diletakkan perangkat yang bisa memicu rasa sakit. Aktivitas otak dari partisipan diuji dengan menggunakan ASL MRI (arterial spin labelling magnetic resonance imaging) sebelum dan sesudah meditasi.
Dr Zeidan menuturkan scan yang dilakukan setelah meditasi menujukkan adanya penurunan rasa nyeri yang berkisar antara 11-93 persen. Pada saat yang sama meditasi secara signifikan mengurangi aktivitas otak di primary somatosensory cortex, yaitu area krusial yang terlibat dalam menciptakan rasa dan terkait dengan stimulus menyakitkan.
"Kami menemukan efek yang besar yaitu sekitar 40 persen pengurangan intensitas nyeri dan 57 persen mengurangi rasa nyeri yang tidak menyenangkan. Hasil ini menunjukkan meditasi bisa mengurangi rasa sakit yang lebih besar daripada morfin atau obat penghilang rasa sakit," ujar Dr Zeidan.
Dr Zeidan percaya bahwa meditasi memiliki potensi besar untuk digunakan secara klinis, karena dengan latihan kecil bisa memberikan efek yang dramatis dan efektif mengurangi rasa sakit tanpa menggunakan obat.
(ver/ir)
Meditasi Lebih Ampuh Kurangi Rasa Sakit Dibanding Obat
Vera Farah Bararah - detikHealth <p>Your browser does not support iframes.</p>
(Foto: thinkstock)
Para peneliti telah menemukan hanya melakukan satu jam latihan meditasi bisa mengurangi rasa sakit dan memiliki efek yang jangka panjang. Teknik ini bekerja dengan menenangkan rasa sakit di area otak.
"Ini adalah studi pertama yang menunjukkan bahwa meditasi selama 1 jam secara dramatis bisa mengurangi rasa sakit dan menenangkan aktivasi otak yang terkait dengan nyeri," ujar Dr Fadel Zeidan dari Wake Forest Baptist Medical Center di Carolina Utara, seperti dikutip dari Telegraph, Rabu (6/4/2011).
Untuk studi ini para partisipan mempelajari teknik meditasi yang dikenal dengan focused attention, yaitu bentuk meditasi kesadaran yang mana seseorang diajarkan untuk berkonsentrasi pada pernapasan dan melepaskan pikiran yang mengganggu serta emosi.
Lalu di kaki kanan partisipan diletakkan perangkat yang bisa memicu rasa sakit. Aktivitas otak dari partisipan diuji dengan menggunakan ASL MRI (arterial spin labelling magnetic resonance imaging) sebelum dan sesudah meditasi.
Dr Zeidan menuturkan scan yang dilakukan setelah meditasi menujukkan adanya penurunan rasa nyeri yang berkisar antara 11-93 persen. Pada saat yang sama meditasi secara signifikan mengurangi aktivitas otak di primary somatosensory cortex, yaitu area krusial yang terlibat dalam menciptakan rasa dan terkait dengan stimulus menyakitkan.
"Kami menemukan efek yang besar yaitu sekitar 40 persen pengurangan intensitas nyeri dan 57 persen mengurangi rasa nyeri yang tidak menyenangkan. Hasil ini menunjukkan meditasi bisa mengurangi rasa sakit yang lebih besar daripada morfin atau obat penghilang rasa sakit," ujar Dr Zeidan.
Dr Zeidan percaya bahwa meditasi memiliki potensi besar untuk digunakan secara klinis, karena dengan latihan kecil bisa memberikan efek yang dramatis dan efektif mengurangi rasa sakit tanpa menggunakan obat.
(ver/ir)
Pisang Tingkatkan Kesuburan Pria
Rabu, 06/04/2011 11:29 WIB
Renny Wahyuningsih - detikFood Share : <p>Your browser does not support iframes.</p>
Jakarta - Bagi pria yang sedang mengalami problem kesuburan, buah yang satu ini wajib dimakan teratur. Buah tropis yang punya puluhan jenis ini kaya sejumlah mineral yang bisa membuat pria jadi lebih subur. Apa saja kandungan nutrisi buah yang manis legit dan wangi ini?
Anda ingin segera punya anak? Jika ternyata mengalami gangguan kesuburan atau infertilitas, buah pisang bisa menjadi solusi. Seorang urolog Singapura menyatakan, jika pria ingin meningkatkan kesuburan, sebaiknya makan pisang secara teratur.
Seperti yang dikutip megicmagic, makan buah pisang segar mampu meningkatkan jumlah sperma dan membuat sperma lebih bagus kualitasnya. Pisang merupakan buah yang kaya akan kalium, magnesium, vitamin A, B1, C dan protein serta rendah garam.
Pisang memiliki kandungan amino acid L-arginine dan L-carnitine yang berfungsi baik meningkatkan kesuburan dan meningkatkan produksi sperma. Menurut Singapore-based urological , seorang pria dapat meningkat kesuburannya dengan makan pisang secara teratur selama 3 hari.
Pria dengan masalah infertiltas bisa juga memiliki jumlah sperma rendah atau oligospermia, sehingga pasangan sulit hamil. Maka itu, untuk dapat meningkatan jumlah sperma dan hormon testosteron, makanlah buah pisang secara teratur.
Jumlah sperma dan hormon testosteron tidak hanya dipengaruhi oleh nutrisi dari makanan saja, namun gaya hidup tidak sehat pun bisa mempengaruhinya. Dokter dan para ahli seksologi pun mengatakan, agar alat reproduksi terpelihara sebaiknya hindari minum alkohol, rokok, stres, mandi air panas dan sauna.
Bagi yang tak suka buah pisang, bisa mengantinya dengan makan sereal, sayuran hijau, kacang polong, daging dan makanan dengan sumber vitamin D lainnya seperti, susu dan salmon. Makanan ini juga mengandung vitamin dan mineral yang sama efektifnya dengan pisang.
(eka/Odi)
Pertanyaan Seks Anak Baru Gede
Selasa, 28/12/2010 16:31 WIB
Vera Farah Bararah - detikHealth
(Foto: thinkstock)Jakarta, Rasa ingin tahu Anak Baru Gede (ABG) atau remaja terhadap seks cukup tinggi. Umumnya informasi yang didapat dari teman karena malu bertanya pada orangtua. Ini dia pertanyaan seputar seks yang ada dibenak kaum remaja.
Seperti dikutip dari buku Questions Kids Ask About Sex, karangan J. Thomas Fitch dan Melissa R. Cox, yang diterbitkan ANDI, Selasa (28/12/2010) ada beberapa pertanyaan seks yang membuat remaja penasaran, yaitu:
1. Apa sebenarnya cinta itu? Apakah seks bukan cinta?
Kebanyakan film menggambarkan hubungan seks sama dengan cinta. Namun dalam kehidupan nyata, seks dan cinta adalah dua hal yang sangat berbeda. Cinta sejati lebih dari sekedar jatuh cinta, melainkan perasaan yang membuat seseorang peduli dan memberi dengan pengorbanan. Sedangkan seks adalah alat komunikasi yang penting bagi orang yang saling mencintai, sedangkan seks di luar pernikahan hanya digunakan sebagai hiburan atau ekspresi emosi sesaat.
2. Apa yang harus saya lakukan jika mengalami ereksi di sekolah?
Ereksi bisa terjadi kapan saja, meskipun laki-laki tersebut hanya memikirkan tentang seorang perempuan atau bahkan tanpa alasan sama sekali. Mungkin ini memalukan, tapi ada kemungkinan orang tidak akan memperhatikannya. Untuk itu tetaplah tenang dan penis akan melunak dengan sendirinya, sehingga tidak perlu dicemaskan.
3. Apa yang dimaksud dengan sanggama?
Sanggama biasanya dijelaskan sebagai peristiwa dimasukkannya penis pria ke dalam vagina wanita. Sanggama secara anal terjadi ketika penis dimasukkan ke dalam dubur. Sedangkan sanggama oral terjadi ketika penis dimasukkan ke dalam mulut, atau mulut menyelubungi vagina dengan tujuan untuk merangsang.
4. Bagaimana penis bisa masuk ke dalam vagina?
Ketika perempuan sedang terangsang, vaginanya akan menjadi lembab dan basah sehingga memungkinkan penis untuk masuk ke dalam lubang vagina meski berapapun ukurannya. Sama seperti penis yang secara alami mengalami ereksi, maka tubuh perempuan juga memiliki kemampuan untuk memasukkan penis ke dalam tubuhnya. Namun hubungan seks yang pertama kali bisa menimbulkan rasa sakit.
5. Apa yang dimaksud dengan seks oral?
Seks oral adalah merangsang organ seks dengan mulut dan lidah, kegiatan ini dikenal sebagai 'going down' pada anak perempuan dan 'blow job' atau 'head' pada anak laki-laki. Namun seks oral bukanlah seks yang aman karena masih ada kemungkinan terjangkit IMS. Meskipun tidak bisa menyebabkan kehamilan, tapi kebanyakan orang melanjutkannya dengan sanggama, sehingga ada kemungkinan kehamilan terjadi.
6. Apa yang dimaksud dengan seks anal?
Seks anal adalah penetrasi penis ke dalam anus atau dubur. Karena dubur tidak dirancang untuk sanggama, sehingga masalah kesehatan bisa saja timbul dan tidak pernah dianggap sebagai perilaku seks yang aman. Jika sperma berada di dekat dubur, maka bisa jadi sperma masuk ke dalam liang sanggama meskipun peluangnya kecil.
7. Apakah seks oral juga termasuk seks?
Ya, seks oral termasuk seks, begitu juga dengan seks vaginal dan seks anal.
8. Apa salahnya menonton video berkategori X?
Video ini adalah salah satu bentuk pornografi, sehingga bisa menghancurkan kemampuan seseorang untuk mengalami kepuasan seks bersama dengan pasangan nyatanya kelak. Karena orang yang suka melihat pornografi akan membutuhkan tingkatan yang lebih tinggi lagi agar bisa terangsang.
9. Apakah seseorang bisa hamil jika berhubungan seks saat sedang menstruasi?
Seseorang tidak bisa hamil selama ia menstruasi, karena saat menstruasi tubuh mengeluarkan sel telur yang tidak dibuahi. Meski demikian beberapa perempuan mengalami pendarahan atau bercak darah pada saat ovulasi, sehingga ada kemungkinan untuk hamil pada masa pendarahan menstruasi yang ini.
10. Apakah seseorang bisa hamil meskipun belum mengalami menstruasi?
Hal tersebut bisa saja terjadi, karena ada kemungkinan seorang gadis mengalami ovulasi sebelum pendarahan menstruasi terjadi untuk pertama kalinya.
11. Seperti apa rasanya orgasme?
Beberapa orang menggambarkan orgasme sebagai pelepasan yang meledak sesudah membangun kenikmatan yang tinggi. Meskipun sukar didefinisikan, orgasme sangat menyenangkan bagi kedua belah pihak.
12. Dapatkah sperma berenang menembus pakaian?
Dalam hal ini, sperma tidak bisa berenang menembus pakaian. Namun seringkali ekspresi emosi ini berlanjut hingga melepaskan pakaian yang memungkinkan sperma masuk ke dalam tubuh. Dan seringkali hubungan fisik bisa menghancurkan hubungan emosional mendalam yang sudah terjalin.
13. Bisakah seorang gadis hamil jika ia berhubungan seks sambil berdiri?
Dalam posisi apapun seseorang berhubungan seks, jika sperma yang dikeluarkan masuk ke dalam vagina perempuan maka kehamilan bisa terjadi.
14. Apa yang dimaksud dengan biseksual?
Biseksual adalah orang yang berhubungan seks atau memiliki ketertarikan seksual baik dengan laki-laki maupun perempuan.
(ver/ir)
Vera Farah Bararah - detikHealth
<p>Your browser does not support iframes.</p>
(Foto: thinkstock)
Seperti dikutip dari buku Questions Kids Ask About Sex, karangan J. Thomas Fitch dan Melissa R. Cox, yang diterbitkan ANDI, Selasa (28/12/2010) ada beberapa pertanyaan seks yang membuat remaja penasaran, yaitu:
1. Apa sebenarnya cinta itu? Apakah seks bukan cinta?
Kebanyakan film menggambarkan hubungan seks sama dengan cinta. Namun dalam kehidupan nyata, seks dan cinta adalah dua hal yang sangat berbeda. Cinta sejati lebih dari sekedar jatuh cinta, melainkan perasaan yang membuat seseorang peduli dan memberi dengan pengorbanan. Sedangkan seks adalah alat komunikasi yang penting bagi orang yang saling mencintai, sedangkan seks di luar pernikahan hanya digunakan sebagai hiburan atau ekspresi emosi sesaat.
2. Apa yang harus saya lakukan jika mengalami ereksi di sekolah?
Ereksi bisa terjadi kapan saja, meskipun laki-laki tersebut hanya memikirkan tentang seorang perempuan atau bahkan tanpa alasan sama sekali. Mungkin ini memalukan, tapi ada kemungkinan orang tidak akan memperhatikannya. Untuk itu tetaplah tenang dan penis akan melunak dengan sendirinya, sehingga tidak perlu dicemaskan.
3. Apa yang dimaksud dengan sanggama?
Sanggama biasanya dijelaskan sebagai peristiwa dimasukkannya penis pria ke dalam vagina wanita. Sanggama secara anal terjadi ketika penis dimasukkan ke dalam dubur. Sedangkan sanggama oral terjadi ketika penis dimasukkan ke dalam mulut, atau mulut menyelubungi vagina dengan tujuan untuk merangsang.
4. Bagaimana penis bisa masuk ke dalam vagina?
Ketika perempuan sedang terangsang, vaginanya akan menjadi lembab dan basah sehingga memungkinkan penis untuk masuk ke dalam lubang vagina meski berapapun ukurannya. Sama seperti penis yang secara alami mengalami ereksi, maka tubuh perempuan juga memiliki kemampuan untuk memasukkan penis ke dalam tubuhnya. Namun hubungan seks yang pertama kali bisa menimbulkan rasa sakit.
5. Apa yang dimaksud dengan seks oral?
Seks oral adalah merangsang organ seks dengan mulut dan lidah, kegiatan ini dikenal sebagai 'going down' pada anak perempuan dan 'blow job' atau 'head' pada anak laki-laki. Namun seks oral bukanlah seks yang aman karena masih ada kemungkinan terjangkit IMS. Meskipun tidak bisa menyebabkan kehamilan, tapi kebanyakan orang melanjutkannya dengan sanggama, sehingga ada kemungkinan kehamilan terjadi.
6. Apa yang dimaksud dengan seks anal?
Seks anal adalah penetrasi penis ke dalam anus atau dubur. Karena dubur tidak dirancang untuk sanggama, sehingga masalah kesehatan bisa saja timbul dan tidak pernah dianggap sebagai perilaku seks yang aman. Jika sperma berada di dekat dubur, maka bisa jadi sperma masuk ke dalam liang sanggama meskipun peluangnya kecil.
7. Apakah seks oral juga termasuk seks?
Ya, seks oral termasuk seks, begitu juga dengan seks vaginal dan seks anal.
8. Apa salahnya menonton video berkategori X?
Video ini adalah salah satu bentuk pornografi, sehingga bisa menghancurkan kemampuan seseorang untuk mengalami kepuasan seks bersama dengan pasangan nyatanya kelak. Karena orang yang suka melihat pornografi akan membutuhkan tingkatan yang lebih tinggi lagi agar bisa terangsang.
9. Apakah seseorang bisa hamil jika berhubungan seks saat sedang menstruasi?
Seseorang tidak bisa hamil selama ia menstruasi, karena saat menstruasi tubuh mengeluarkan sel telur yang tidak dibuahi. Meski demikian beberapa perempuan mengalami pendarahan atau bercak darah pada saat ovulasi, sehingga ada kemungkinan untuk hamil pada masa pendarahan menstruasi yang ini.
10. Apakah seseorang bisa hamil meskipun belum mengalami menstruasi?
Hal tersebut bisa saja terjadi, karena ada kemungkinan seorang gadis mengalami ovulasi sebelum pendarahan menstruasi terjadi untuk pertama kalinya.
11. Seperti apa rasanya orgasme?
Beberapa orang menggambarkan orgasme sebagai pelepasan yang meledak sesudah membangun kenikmatan yang tinggi. Meskipun sukar didefinisikan, orgasme sangat menyenangkan bagi kedua belah pihak.
12. Dapatkah sperma berenang menembus pakaian?
Dalam hal ini, sperma tidak bisa berenang menembus pakaian. Namun seringkali ekspresi emosi ini berlanjut hingga melepaskan pakaian yang memungkinkan sperma masuk ke dalam tubuh. Dan seringkali hubungan fisik bisa menghancurkan hubungan emosional mendalam yang sudah terjalin.
13. Bisakah seorang gadis hamil jika ia berhubungan seks sambil berdiri?
Dalam posisi apapun seseorang berhubungan seks, jika sperma yang dikeluarkan masuk ke dalam vagina perempuan maka kehamilan bisa terjadi.
14. Apa yang dimaksud dengan biseksual?
Biseksual adalah orang yang berhubungan seks atau memiliki ketertarikan seksual baik dengan laki-laki maupun perempuan.
(ver/ir)
Ini Akibatnya Jika Anak Cepat Puber
Rabu, 06/04/2011 17:34 WIB
Merry Wahyuningsih - detikHealth
(Foto: thinkstock)Jakarta, Sering nonton sinetron, banyak makan makanan junk food, faktor genetik atau beberapa penyakit bisa membuat anak mengalami pubertas dini. Ini membuat anak tumbuh dewasa sebelum usianya. Apa bahayanya bila anak pubertas dini?
Secara umum, tanda awal pubertas yang normal mulai muncul pada anak perempuan pada usia 8-13 tahun, sedangkan pada anak laki-laki pada usia 9-14 tahun.
Bila tanda seksual sekunder pada anak perempuan muncul sebelum usia 8 tahun dan anak laki-laki sebelum usia 9 tahun, hal itu disebut pubertas prekoks atau pubertas dini, seperti dikutip dari tulisan dr Aditya Suryansyah Semendawai, Sp.A, dalam buku yang berjudul 'Panik Saat Puber? Say No!!!' terbitan Dian Rakyat.
Pada anak perempuan, pubertas dini ditandai dengan timbulnya pembesaran payudara, pertumbuhan tinggi badan yang cepat dibanding anak seumurnya dan tumbuh rambut kemaluan lebih awal. Sementara itu, pada anak laki-laki diawali dengan pembesaran buah zakar (testis) kemudian diikuti pembesaran penis.
"Perubahan hormon dalam tubuh pasti akan mempengaruhi struktur tubuh. Jadi kalau anak pubertas dini, pasti akan ada dampaknya," jelas dr Aditya Suryansyah Semendawai, Sp.A, dalam acara Talkshow Media dan Peluncuran Buku 'Panik Saat Puber? Say No!!!' di Magenta Cafe, Pacific Place, Jakarta, Rabu (6/4/2011)
Seseorang menjadi penyandang pubertas prekoks tergantung dari berbagai faktor, seperti faktor genetik atau penyakit tertentu yang dapat merangsang produksi hormon gonad, seperti tumor ovarium atau tumor testis.
Menurut dr Aditya, pubertas dini pada anak perempuan sering disebabkan karena gangguan hormon di otak yaitu di hipotalamus dan hipofise, sedangkan pada anak laki-laki karena tumor.
"Anak yang sering nonton sinetron atau sering makan makanan yang mengandung hormon seperti junk food juga bisa mengalami pubertas dini," lanjur dr Aditya yang merupakan spesialis anak di RSAB Harapan Kita.
Dalam bukunya dr Aditya menjelaskan, kalau pubertas timbul lebih awal maka tidak hanya ditandai dengan pertumbuhan tubuh yang besar dan menjadi lebih cepat tinggi, tapi tulang juga akan lebih cepat menutup.
Jadi, bila seorang remaja mengalami pubertas dini, awalnya pertumbuhan badannya akan lebih tinggi, tetapi karena tulang menutup lebih cepat maka menyebabkan tubuhnya lebih pendek dari teman lainnya yang mengalami pubertas normal.
Di samping itu, bila terlalu cepat mengalami pubertas maka hormonnya akan tinggi dan itu akan menjadikan anak 'dewasa lebih cepat', padahal mentalnya belum siap menjadi dewasa.
Pada akhirnya, anak tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hal yang ditakutkan yaitu bila ia menyenangi lawan jenis yang dapat menimbulkan peristiwa yang tidak diharapkan akibat dorongan hormonalnya tersebut.
"Anak yang pubertas dini akan menjadi salah tingkah, tidak bisa menempatkan diri, dandanan menjadi dewasa, mudah cemas, peragu dan menjadi tidak percaya diri. Ini karena mereka belum siap dan ketika terjadi pubertas dini mereka tidak menyadarinya," jelas dra Louise Maspaitella M.Psi, Psikolog Klinis Keluarga dari RSAB Harapan Kita.
Tidak hanya secara psikologis dan pertumbuhan badan, dr Aditya juga mengatakan bahwa pubertas dini dapat meningkatkan risiko kanker dan tumor di kemudian hari.
"Pubertas dini artinya hormonnya akan semakin cepat. Ini bisa mempengaruhi struktur tubuh dan meningkatkan risiko tumor. Pada perempuan misalnya bisa memicu kanker payudara. Pada laki-laki juga bisa meningkatkan risiko tumor testis dan tumor prostat," tutur dr Aditya yang mendalami masalah hormon pertumbuhan.
Pubertas dini meningkatkan risiko kanker dan tumor karena tingkat hormon estrogen, progesteron (pada perempuan) dan testosteron (pada laki-laki) dapat memicu beberapa tumor yang bisa menjadi ganas.
Bagaimana mengatasinya?
Sebelum mengobati atau menghentikan pubertas dini, harus ditentukan terlebih dahulu penyebabnya.
Pubertas prekoks atau pubertas dini berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dua, yaitu pubertas prekoks sentral dan perifer.
Pada pubertas prekoks sentral maka akan melibatkan semua hormon di otak. Sementara itu, pada pubertas prekoks perifer, keterlibatan hanya di tempat tertentu, biasanya karena tumor.
Dalam bukunya, dr Aditya menjelaskan, bila penyebabnya sentral maka diberikan hormon antagonis yang bertujuan untuk menghambat pubertas. Tetapi, bila penyebabnya perifer maka tumornya harus diangkat atau diobati apa yang menjadi penyebabnya.
(mer/ir)
Merry Wahyuningsih - detikHealth
<p>Your browser does not support iframes.</p>
(Foto: thinkstock)
Secara umum, tanda awal pubertas yang normal mulai muncul pada anak perempuan pada usia 8-13 tahun, sedangkan pada anak laki-laki pada usia 9-14 tahun.
Bila tanda seksual sekunder pada anak perempuan muncul sebelum usia 8 tahun dan anak laki-laki sebelum usia 9 tahun, hal itu disebut pubertas prekoks atau pubertas dini, seperti dikutip dari tulisan dr Aditya Suryansyah Semendawai, Sp.A, dalam buku yang berjudul 'Panik Saat Puber? Say No!!!' terbitan Dian Rakyat.
Pada anak perempuan, pubertas dini ditandai dengan timbulnya pembesaran payudara, pertumbuhan tinggi badan yang cepat dibanding anak seumurnya dan tumbuh rambut kemaluan lebih awal. Sementara itu, pada anak laki-laki diawali dengan pembesaran buah zakar (testis) kemudian diikuti pembesaran penis.
"Perubahan hormon dalam tubuh pasti akan mempengaruhi struktur tubuh. Jadi kalau anak pubertas dini, pasti akan ada dampaknya," jelas dr Aditya Suryansyah Semendawai, Sp.A, dalam acara Talkshow Media dan Peluncuran Buku 'Panik Saat Puber? Say No!!!' di Magenta Cafe, Pacific Place, Jakarta, Rabu (6/4/2011)
Seseorang menjadi penyandang pubertas prekoks tergantung dari berbagai faktor, seperti faktor genetik atau penyakit tertentu yang dapat merangsang produksi hormon gonad, seperti tumor ovarium atau tumor testis.
Menurut dr Aditya, pubertas dini pada anak perempuan sering disebabkan karena gangguan hormon di otak yaitu di hipotalamus dan hipofise, sedangkan pada anak laki-laki karena tumor.
"Anak yang sering nonton sinetron atau sering makan makanan yang mengandung hormon seperti junk food juga bisa mengalami pubertas dini," lanjur dr Aditya yang merupakan spesialis anak di RSAB Harapan Kita.
Dalam bukunya dr Aditya menjelaskan, kalau pubertas timbul lebih awal maka tidak hanya ditandai dengan pertumbuhan tubuh yang besar dan menjadi lebih cepat tinggi, tapi tulang juga akan lebih cepat menutup.
Jadi, bila seorang remaja mengalami pubertas dini, awalnya pertumbuhan badannya akan lebih tinggi, tetapi karena tulang menutup lebih cepat maka menyebabkan tubuhnya lebih pendek dari teman lainnya yang mengalami pubertas normal.
Di samping itu, bila terlalu cepat mengalami pubertas maka hormonnya akan tinggi dan itu akan menjadikan anak 'dewasa lebih cepat', padahal mentalnya belum siap menjadi dewasa.
Pada akhirnya, anak tidak dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hal yang ditakutkan yaitu bila ia menyenangi lawan jenis yang dapat menimbulkan peristiwa yang tidak diharapkan akibat dorongan hormonalnya tersebut.
"Anak yang pubertas dini akan menjadi salah tingkah, tidak bisa menempatkan diri, dandanan menjadi dewasa, mudah cemas, peragu dan menjadi tidak percaya diri. Ini karena mereka belum siap dan ketika terjadi pubertas dini mereka tidak menyadarinya," jelas dra Louise Maspaitella M.Psi, Psikolog Klinis Keluarga dari RSAB Harapan Kita.
Tidak hanya secara psikologis dan pertumbuhan badan, dr Aditya juga mengatakan bahwa pubertas dini dapat meningkatkan risiko kanker dan tumor di kemudian hari.
"Pubertas dini artinya hormonnya akan semakin cepat. Ini bisa mempengaruhi struktur tubuh dan meningkatkan risiko tumor. Pada perempuan misalnya bisa memicu kanker payudara. Pada laki-laki juga bisa meningkatkan risiko tumor testis dan tumor prostat," tutur dr Aditya yang mendalami masalah hormon pertumbuhan.
Pubertas dini meningkatkan risiko kanker dan tumor karena tingkat hormon estrogen, progesteron (pada perempuan) dan testosteron (pada laki-laki) dapat memicu beberapa tumor yang bisa menjadi ganas.
Bagaimana mengatasinya?
Sebelum mengobati atau menghentikan pubertas dini, harus ditentukan terlebih dahulu penyebabnya.
Pubertas prekoks atau pubertas dini berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi dua, yaitu pubertas prekoks sentral dan perifer.
Pada pubertas prekoks sentral maka akan melibatkan semua hormon di otak. Sementara itu, pada pubertas prekoks perifer, keterlibatan hanya di tempat tertentu, biasanya karena tumor.
Dalam bukunya, dr Aditya menjelaskan, bila penyebabnya sentral maka diberikan hormon antagonis yang bertujuan untuk menghambat pubertas. Tetapi, bila penyebabnya perifer maka tumornya harus diangkat atau diobati apa yang menjadi penyebabnya.
(mer/ir)
Wortel dan Ubi Jalar Bisa Obati Kanker Payudara
Rabu, 06/04/2011 17:01 WIB
AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
foto: ThinkstockJakarta, Banyak bahan-bahan alami yang diklaim bisa menyembuhkan kanker, meski tidak semuanya bisa dibuktikan secara ilmiah. Wortel dan ubi jalar termasuk bahan alami yang terbukti mampu menghambat pertumbuhan kanker khususnya kanker payudara.
Kandungan wortel dan ubi jalar yang berkhasiat sebagai antikanker adalah asam retionat, yakni turunan vitamin A yang juga bermanfaat bagi kesehatan mata. Pada sel-sel kanker, senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan dan penyebarannya di jaringan payudara.
Senyawa tersebut bekerja dengan mengikat reseptor tertentu yang berperan dalam pembelahan diri sel-sel kanker. Ketika reseptor tersebut berikatan dengan asam retinoat, pertumbuhan sel kanker akan terhambat sehingga tidak akan bertambah besar.
Temuan ini terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Sandra Fernandez, ilmuwan dari Fox Chase baru-baru ini. Dalam penelitian tersebut, Fernandez mereaksikan asam retinoat ke beberapa kultur jaringan di laboratorium yang masing-masing mewakili tahap-tahap pertumbuhan knaker.
Kultur pertama mewakili sel normal manusia, sedangkan kultur kedua mewakili sel yang terpapar karsinogen atau pemicu kanker. Kultur ketiga berisi sel-sel yang invasif atau tumbuh secara tidak normal dan berikutnya adalah sel tumor yang sebenarnya dengan karakteristik mirip kanker payudara.
Hasil eksperimen tersebut menunjukkan, asam retinoat yang banyak terkandung dalam wortel dan ubi jalar mampu menghambat sel kanker. Namun efektivitasnya lebih terlihat pada kanker payudara stadium awal, ketika sel-selnya belum terlalu invasif atau menyebar.
"Tampaknya asam retinoat sudah tidak terlalu memberikan manfaat jika kanker payudara sudah berkembang terlalu parah," ungkap Fernandez dalam konferensi tahunan American Association for Cancer Research (AACR) pekan lalu, seperti dikutip dari Medindia (6/4/2011).
(up/ir)
AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
<p>Your browser does not support iframes.</p>
foto: Thinkstock
Kandungan wortel dan ubi jalar yang berkhasiat sebagai antikanker adalah asam retionat, yakni turunan vitamin A yang juga bermanfaat bagi kesehatan mata. Pada sel-sel kanker, senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan dan penyebarannya di jaringan payudara.
Senyawa tersebut bekerja dengan mengikat reseptor tertentu yang berperan dalam pembelahan diri sel-sel kanker. Ketika reseptor tersebut berikatan dengan asam retinoat, pertumbuhan sel kanker akan terhambat sehingga tidak akan bertambah besar.
Temuan ini terungkap dalam penelitian yang dilakukan oleh Sandra Fernandez, ilmuwan dari Fox Chase baru-baru ini. Dalam penelitian tersebut, Fernandez mereaksikan asam retinoat ke beberapa kultur jaringan di laboratorium yang masing-masing mewakili tahap-tahap pertumbuhan knaker.
Kultur pertama mewakili sel normal manusia, sedangkan kultur kedua mewakili sel yang terpapar karsinogen atau pemicu kanker. Kultur ketiga berisi sel-sel yang invasif atau tumbuh secara tidak normal dan berikutnya adalah sel tumor yang sebenarnya dengan karakteristik mirip kanker payudara.
Hasil eksperimen tersebut menunjukkan, asam retinoat yang banyak terkandung dalam wortel dan ubi jalar mampu menghambat sel kanker. Namun efektivitasnya lebih terlihat pada kanker payudara stadium awal, ketika sel-selnya belum terlalu invasif atau menyebar.
"Tampaknya asam retinoat sudah tidak terlalu memberikan manfaat jika kanker payudara sudah berkembang terlalu parah," ungkap Fernandez dalam konferensi tahunan American Association for Cancer Research (AACR) pekan lalu, seperti dikutip dari Medindia (6/4/2011).
(up/ir)
Orangtua Perokok Jangan Tidur Sekamar dengan Bayi
Kamis, 31/03/2011 12:42 WIB
Merry Wahyuningsih - detikHealth
(Foto: thinkstock)Catalonia, Merokok saat bayi tidak ada di ruangan bukan berarti membebaskan bayi Anda dari bahaya asap rokok dan nikotin. Studi menunjukkan bahwa bayi yang tidur sekamar dengan orangtua terutama ayah perokok memiliki kandungan nikotin 3 kali lebih tinggi.
Studi yang dilakukan BIBE (Brief Intervention in Babies Effectiveness) dan dipublikasikan BMC Public Health menunjukkan bahwa bayi yang tidur sekamar dengan orangtua perokok menunjukkan kadar nikotin 3 kali lebih tinggi ketimbang bayi yang tidur di ruang terpisah.
Bahaya tidak hanya mengintai perokok aktif atau perokok pasif (second-hand smoke) yang langsung terpapar asap rokok, tapi juga pada perokok pasif yang tidak merasakan asap rokok secara langsung atau disebut third-hand smoke, misalnya seperti bayi atau anak-anak.
Third-hand smoke dapat merasakan bahaya nikotin dari partikel yang menempel pada pakaian, kulit atau perabot rumah, yang masih bisa menyisakan nikotin dengan tingkat tinggi. Inilah sebabnya mengapa orangtua perokok sebaiknya tidak tidur sekamar dengan bayinya.
Hal ini merupakan hasil kesimpulan dari sebuah penelitian yang dilakukan di Catalonia, yang juga menunjukkan bahwa ventilasi kamar tidur tidak efektif dalam mengurangi tingkat racun pada perokok pasif (second-hand smoke) dan third-hand smoke.
"Perokok pasif adalah penyebab utama kematian anak di negara maju", jelas Guadalupe Ortega, penulis utama studi, seperti dilansir Topnews, Kamis (31/3/2011).
Ortega menjelaskan bahwa studi ini dilakukan untuk menyoroti paparan asap rokok pada kelompok usia yang sangat rentan di ruang-ruang privat.
Studi ini melibatkan partisipan dari 96 dari pusat kesehatan primer di Catalonia.
Para peneliti mewawancarai orang tua dari 1.123 bayi (di bawah usia 18 bulan) yang memiliki setidaknya satu orangtua perokok.
Peneliti juga menganalisis sampel rambut dari 252 bayi untuk menentukan kadar nikotin dan melakukan tindak lanjut kunjungan tiga dan enam bulan kemudian.
(mer/ir)
Merry Wahyuningsih - detikHealth
<p>Your browser does not support iframes.</p>
(Foto: thinkstock)
Studi yang dilakukan BIBE (Brief Intervention in Babies Effectiveness) dan dipublikasikan BMC Public Health menunjukkan bahwa bayi yang tidur sekamar dengan orangtua perokok menunjukkan kadar nikotin 3 kali lebih tinggi ketimbang bayi yang tidur di ruang terpisah.
Bahaya tidak hanya mengintai perokok aktif atau perokok pasif (second-hand smoke) yang langsung terpapar asap rokok, tapi juga pada perokok pasif yang tidak merasakan asap rokok secara langsung atau disebut third-hand smoke, misalnya seperti bayi atau anak-anak.
Third-hand smoke dapat merasakan bahaya nikotin dari partikel yang menempel pada pakaian, kulit atau perabot rumah, yang masih bisa menyisakan nikotin dengan tingkat tinggi. Inilah sebabnya mengapa orangtua perokok sebaiknya tidak tidur sekamar dengan bayinya.
Hal ini merupakan hasil kesimpulan dari sebuah penelitian yang dilakukan di Catalonia, yang juga menunjukkan bahwa ventilasi kamar tidur tidak efektif dalam mengurangi tingkat racun pada perokok pasif (second-hand smoke) dan third-hand smoke.
"Perokok pasif adalah penyebab utama kematian anak di negara maju", jelas Guadalupe Ortega, penulis utama studi, seperti dilansir Topnews, Kamis (31/3/2011).
Ortega menjelaskan bahwa studi ini dilakukan untuk menyoroti paparan asap rokok pada kelompok usia yang sangat rentan di ruang-ruang privat.
Studi ini melibatkan partisipan dari 96 dari pusat kesehatan primer di Catalonia.
Para peneliti mewawancarai orang tua dari 1.123 bayi (di bawah usia 18 bulan) yang memiliki setidaknya satu orangtua perokok.
Peneliti juga menganalisis sampel rambut dari 252 bayi untuk menentukan kadar nikotin dan melakukan tindak lanjut kunjungan tiga dan enam bulan kemudian.
(mer/ir)
Sayangi Jantung, Jangan Terlalu Sering Kerja Lembur
AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
foto: ThinkstockLondon, Pekerja keras selalu bekerja tak kenal waktu, bahkan jatah lembur pun dianggap sebagai rezeki tersendiri. Padahal terlalu sering kerja lembur juga punya risiko, yakni peningkatan risiko serangan jantung akibat stres yang tidak disadari.
Sebugar-bugarnya tubuh dan pikiran manusia, jika diberi kesempatan untuk istirahat maka akan mengalami stres secara fisik maupun psikologis. Berbagai penelitian telah membuktikan, kortisol atau stres adalah salah satu pemicu serangan jantung.
Penelitian terbaru yang dilakukan di University College London mengungkap, karyawan yang setiap hari bekerja lebih dari 11 jam lebih rentan mengalami serangan jantung. Risikonya sekitar 67 persen lebih tinggi dibandingkan karyawan yang bekerja 7-8 jam/hari.
Kesimpulan itu diperoleh setelah para peneliti melakukan pengamatan terhadap 7.000 pegawai negeri sipil di London. Dalam pengamatan yang dilakukan selama 11 tahun tersebut, 192 orang mengalami serangan jantung dan sebagian besar karena bekerja lebih dari 11 jam/hari.
Indeks massa tubuh (IMT), usia, tekanan darah dan kadar kolesterol memang mempengaruhi risiko serangan jantung. Namun stres akibat kerja lembur bisa meningkatkan risikonya sebesar 5 persen dan diperkirakan memicu serangan jantung pada 6.000 orang/tahun di seluruh dunia.
"Temuan ini masih perlu diteliti lebih lanjut untuk memastikannya, namun ini bisa menjadi peringatan bagi yang sering kerja lembur terutama yang sudah punya faktor risiko lainnya," ungkap Prof Mika Kivimaki yang memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/4/2011).
Sama seperti di Indonesia, sebagian besar perusahaan di Inggris mempekerjakan karyawannya selama 7-8 jam/hari. Bila karyawan diperkerjakan lebih dari 11 jam/hari, disadari atau tidak kadar kortisol alias hormon stres bisa meningkat dan menjadi faktor risiko serangan jantung.
(up/ir)
<p>Your browser does not support iframes.</p>
foto: Thinkstock
Sebugar-bugarnya tubuh dan pikiran manusia, jika diberi kesempatan untuk istirahat maka akan mengalami stres secara fisik maupun psikologis. Berbagai penelitian telah membuktikan, kortisol atau stres adalah salah satu pemicu serangan jantung.
Penelitian terbaru yang dilakukan di University College London mengungkap, karyawan yang setiap hari bekerja lebih dari 11 jam lebih rentan mengalami serangan jantung. Risikonya sekitar 67 persen lebih tinggi dibandingkan karyawan yang bekerja 7-8 jam/hari.
Kesimpulan itu diperoleh setelah para peneliti melakukan pengamatan terhadap 7.000 pegawai negeri sipil di London. Dalam pengamatan yang dilakukan selama 11 tahun tersebut, 192 orang mengalami serangan jantung dan sebagian besar karena bekerja lebih dari 11 jam/hari.
Indeks massa tubuh (IMT), usia, tekanan darah dan kadar kolesterol memang mempengaruhi risiko serangan jantung. Namun stres akibat kerja lembur bisa meningkatkan risikonya sebesar 5 persen dan diperkirakan memicu serangan jantung pada 6.000 orang/tahun di seluruh dunia.
"Temuan ini masih perlu diteliti lebih lanjut untuk memastikannya, namun ini bisa menjadi peringatan bagi yang sering kerja lembur terutama yang sudah punya faktor risiko lainnya," ungkap Prof Mika Kivimaki yang memimpin penelitian tersebut, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (5/4/2011).
Sama seperti di Indonesia, sebagian besar perusahaan di Inggris mempekerjakan karyawannya selama 7-8 jam/hari. Bila karyawan diperkerjakan lebih dari 11 jam/hari, disadari atau tidak kadar kortisol alias hormon stres bisa meningkat dan menjadi faktor risiko serangan jantung.
(up/ir)
Kaki Tak Bisa Diam Tandanya Jantung Bermasalah
Rabu, 06/04/2011 13:51 WIB
AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
foto: ThinkstockSan Francisco, Jangan anggap remeh jika memiliki kaki yang tak bisa diam, selalu ingin bergerak ke sana ke mari atau menendang-nendang meski sedang tidur. Penelitian membuktikan penderita sindrom kaki gelisah 2 kali lebih rentan kena serangan jantung.
"Gangguan ini memang bukan penyebab serangan jantung, tapi bisa menjadi petunjuk adanya faktor risiko yang perlu diwaspadai," ungkap Dr Arshad Jahangir, ahli jantung dari Mayo Clinic Arizona, seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (6/4/2011).
Sindrom kaki gelisah atau restless leg syndrome merupakan gangguan neurologis (saraf) yang menyebabkan kaki rasanya tak mau diam bahkan saat sedang tidur. Gangguan ini termasuk salah satu faktor pemicu stres karena sangat mengurangi kualitas tidur.
Namun hubungannya dengan kesehatan jantung bukan karena sindrom ini bisa menyebabkan stres. Lebih dari itu, penderita sindrom kaki gelisah cenderung mengalami penebalan pada jaringan yang melapisi dinding jantung sehingga tidak lancar dalam memompa darah.
Sebuah penelitian di University of California San Francisco menunjukkan, penebalan jaringan pada dinding jantung dialami oleh 45 persen penderita sindrom kaki gelisah yang menggerakkan kakinya lebih dari 35 kali selama tidur malam. Makin sedikit bergerak, risiko penebalan makin kecil.
Dalam pengamatan berkelanjutan selama 3 tahun, penderita sindrom kaki gelisah yang mengalami penebalan jaringan di jantung 2 kali lebih berisiko mengalami serangan jantung dan bahkan kematian. Sementara yang kakinya tidak banyak bergerak saat tidur, jantungya relatif aman-aman saja.
Penelitian ini dilakukan oleh Dr Ralph Brindis terhadap 584 penderita restless leg sindrome, dan dipresentasikan dalam konferensi American College of Cardiology di New Orleans baru-baru ini. Salah satu lembaga yang membiayainya adalah National Heart, Lung and Blood Institute.
(up/ir)
AN Uyung Pramudiarja - detikHealth
<p>Your browser does not support iframes.</p>
foto: Thinkstock
"Gangguan ini memang bukan penyebab serangan jantung, tapi bisa menjadi petunjuk adanya faktor risiko yang perlu diwaspadai," ungkap Dr Arshad Jahangir, ahli jantung dari Mayo Clinic Arizona, seperti dikutip dari Dailymail, Rabu (6/4/2011).
Sindrom kaki gelisah atau restless leg syndrome merupakan gangguan neurologis (saraf) yang menyebabkan kaki rasanya tak mau diam bahkan saat sedang tidur. Gangguan ini termasuk salah satu faktor pemicu stres karena sangat mengurangi kualitas tidur.
Namun hubungannya dengan kesehatan jantung bukan karena sindrom ini bisa menyebabkan stres. Lebih dari itu, penderita sindrom kaki gelisah cenderung mengalami penebalan pada jaringan yang melapisi dinding jantung sehingga tidak lancar dalam memompa darah.
Sebuah penelitian di University of California San Francisco menunjukkan, penebalan jaringan pada dinding jantung dialami oleh 45 persen penderita sindrom kaki gelisah yang menggerakkan kakinya lebih dari 35 kali selama tidur malam. Makin sedikit bergerak, risiko penebalan makin kecil.
Dalam pengamatan berkelanjutan selama 3 tahun, penderita sindrom kaki gelisah yang mengalami penebalan jaringan di jantung 2 kali lebih berisiko mengalami serangan jantung dan bahkan kematian. Sementara yang kakinya tidak banyak bergerak saat tidur, jantungya relatif aman-aman saja.
Penelitian ini dilakukan oleh Dr Ralph Brindis terhadap 584 penderita restless leg sindrome, dan dipresentasikan dalam konferensi American College of Cardiology di New Orleans baru-baru ini. Salah satu lembaga yang membiayainya adalah National Heart, Lung and Blood Institute.
(up/ir)
Langganan:
Postingan (Atom)