Selasa, 19/04/2011 17:26 WIB
Merry Wahyuningsih - detikHealth
(Foto: thinkstock)Jakarta, Pemberian Makanan Pendamping ASI (MPASI) atau makanan padat tepat waktu pada bayi sangat berpengaruh pada perkembangan otak dan pertumbuhannya secara keseluruhan. Kapan waktu yang tepat memberi bayi makanan padat?
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2002 menyebutkan bahwa 53 persen penyebab kematian anak di bawah 5 tahun adalah karena gizi buruk atau kurang. Dan dua pertiga diantaranya berhubungan dengan pemberian makanan yang kurang tepat.
"Dua pertiga atau sekitar 60 persen dari 10,9 juta anak di dunia mengalami feeding practise (cara pemberian makan) yang salah," jelas DR Damayanti R Sjarif, Dr. Sp.A(K), Ketua UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, dalam acara Media Briefing 'Stimulasi Keterampilan Oromotor pada Anak' di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta, Selasa (19/4/2011).
Menurutnya, cara pemberian makanan yang salah antara lain disebabkan karena beberapa hal berikut:
"Usia 6-9 bulan adalah waktu terbaik untuk mengajarkan anak makanan padat. MPASI paling lambat diberikan di usia 6 bulan. Karena pada usia tersebut ASI sudah tidak mencukupi lagi untuk mikronutrien seperti zat besi, zinc, fosfat, magnesium dan natrium, sehingga harus ditunjang dengan MPASI. Jadi nggak boleh terlalu lamam memberi MPASI," lanjut DR Yanti yang juga dokter dari Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Dept. Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM.
Menurut DR Yanti, setelah usia 6 bulan terjadi gap atau kekurangan energi untuk mendukung aktivitas bayi yang semakin aktif, sedangkan pada waktu yang bersamaan produksi ASI semakin berkurang.
Disinilah adanya fase kritis pertama pengenalan makanan padat, yang ditambahkan selain ASI yang biasa disebut MPASI, untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi yang tidak bisa dipenuhi hanya oleh ASI atau PASI (pengganti ASI atau susu formula bayi).
"Semakin terlambat pengenalan MPASI semakin besar gap kebutuhan energi yang terjadi. Tapi pemberian MPASI juga tidak boleh terlalu dini karena sistem pencernaan bayi belum siap," jelas DR Yanti.
Apa akibatnya bila makanan padat diberikan terlalu dini atau terlambat?
Terlalu dini
Terlambat
"Pada usia 6 sampai 9 bulan bayi punya fase makan makanan keras yang bertekstur, kalau anak tidak diajarkan harus berhati-hati karena dampaknya bisa membuat anak susah makan di kemudian hari. Setelah usia ini, ketika anak masuk usia 1 tahun lebih, dia lebih suka main ketimbang makan. Dan ini seringkali terjadi anak menjadi susah makan karena terlambat diajarkan makan makanan padat," jelas DR Yanti.
(mer/ir)
Merry Wahyuningsih - detikHealth
(Foto: thinkstock)
Data Badan Kesehatan Dunia (WHO) tahun 2002 menyebutkan bahwa 53 persen penyebab kematian anak di bawah 5 tahun adalah karena gizi buruk atau kurang. Dan dua pertiga diantaranya berhubungan dengan pemberian makanan yang kurang tepat.
"Dua pertiga atau sekitar 60 persen dari 10,9 juta anak di dunia mengalami feeding practise (cara pemberian makan) yang salah," jelas DR Damayanti R Sjarif, Dr. Sp.A(K), Ketua UKK Nutrisi dan Penyakit Metabolik IDAI, dalam acara Media Briefing 'Stimulasi Keterampilan Oromotor pada Anak' di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta, Selasa (19/4/2011).
Menurutnya, cara pemberian makanan yang salah antara lain disebabkan karena beberapa hal berikut:
- Pemberian ASI yang kurang optimal. "Kurang dari 35 persen anak di dunia yang bisa mendapatkan ASI eksklusif," jelas DR Yanti.
- Kualitas dan kuantitas MPASI yang rendah atau buruk
- Praktik pemberian makanan padat yang salah, terlalu dini atau terlambat.
- Makanan yang tercemar.
"Usia 6-9 bulan adalah waktu terbaik untuk mengajarkan anak makanan padat. MPASI paling lambat diberikan di usia 6 bulan. Karena pada usia tersebut ASI sudah tidak mencukupi lagi untuk mikronutrien seperti zat besi, zinc, fosfat, magnesium dan natrium, sehingga harus ditunjang dengan MPASI. Jadi nggak boleh terlalu lamam memberi MPASI," lanjut DR Yanti yang juga dokter dari Divisi Nutrisi dan Penyakit Metabolik Dept. Ilmu Kesehatan Anak FKUI RSCM.
Menurut DR Yanti, setelah usia 6 bulan terjadi gap atau kekurangan energi untuk mendukung aktivitas bayi yang semakin aktif, sedangkan pada waktu yang bersamaan produksi ASI semakin berkurang.
Disinilah adanya fase kritis pertama pengenalan makanan padat, yang ditambahkan selain ASI yang biasa disebut MPASI, untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi yang tidak bisa dipenuhi hanya oleh ASI atau PASI (pengganti ASI atau susu formula bayi).
"Semakin terlambat pengenalan MPASI semakin besar gap kebutuhan energi yang terjadi. Tapi pemberian MPASI juga tidak boleh terlalu dini karena sistem pencernaan bayi belum siap," jelas DR Yanti.
Apa akibatnya bila makanan padat diberikan terlalu dini atau terlambat?
Terlalu dini
- Risiko diare, dehidrasi
- Produksi ASI menurun karena kurangnya stimulasi
- Sensitif alergi
- Gangguan tumbuh kembang.
Terlambat
- Potensial untuk terjadinya gagal tumbuh, menyebabkan stunting atau pendek
- Defisiensi atau kekurangan zat besi
- Gangguan tumbuh kembang.
"Pada usia 6 sampai 9 bulan bayi punya fase makan makanan keras yang bertekstur, kalau anak tidak diajarkan harus berhati-hati karena dampaknya bisa membuat anak susah makan di kemudian hari. Setelah usia ini, ketika anak masuk usia 1 tahun lebih, dia lebih suka main ketimbang makan. Dan ini seringkali terjadi anak menjadi susah makan karena terlambat diajarkan makan makanan padat," jelas DR Yanti.
(mer/ir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar